Jumat, 25 Juli 2014

Emosi Ibu hamil berpengaruh pada karakter janin

Bismillah...

" Nonton video tadi tuh dek, mengingatkan ayuk ke anak ayuk yang pertama... rahman... Ya Allah betapa halus dan perasa beliau tuh.... betapa sederhana dan dak banyak menuntut... suatu saat ayuk kek abi e sampai menangis dan terharu liet kondisi sepatu die.... sepatu e lah bolong, lah buruk.... abi e ngomong lah ke die "abang sepatu abang lah rusak ok? nek abi beli agik bai ok...?" tau dak ape yang die jawab,,, " dak usahlah bi, sepatu abang alhamdulilah agik bise di pakai... abang g sebentar agik lah nek lulus, jadi entar bai abang beli e...." Masya allah... ayuk dak bise ngomong ape2 agik dek.... nyesek denger e, terharu,.... sering bang rahman kayak tuh, dak nek nyusahin kami... yang selalu die bilang... " dak usah lah mi, abang bise kelak umi cape...."... "dak usahlah mi, takut umi dak deh duit,,,,"... Ya Allah dek, apapun akan ayuk usahkan buat anak..."... 

Masya Allah... Subhanallah... Allahu akbar.. alhamdulilah... itu kata2 yang bisa keluar dari mulut saya untuk merespon cerita beliau... sepanjang perjalanan kami bercerita sepanjang itulah saya terus menyeka air mata saya.... belajar banyak dari cerita tentang seorang anak yang taun ini baru lulus sd dan bersiap masuk smp... wuahhhh...... di sela perjalanan pun sahabat saya itu bercerita tentang anak-anak yang lain... yang berbeda karakternya.... anak keduanya sangat sensitif dan mudah tersinggung, anak yang ketiga lincah dan ceria.... lalu beliau bertutur... "karakter mereka ga jauh beda dengan apa yang ayuk rasakan saat hamil... saat hamil rahman kondisi keuangan kami sangat sulit gaji abinya saat itu Rp 250rb dan ayuk masih kuliah tingkat akhir kerasa banget perjuangan hidup serta disitu ayuk berlatih untuk bersabar.... pas hamil anak kedua bawaannya emosi terus... kalau ayuk lagi sensitif suka ayuk turutin, kalau lagi ga suka atau kesel dibawa bener ke hati... pas hamil anak ketiga bawaan e happy, ceria, semangat suka bergerak... dan hasil e kayak nih lah ketiga anak nih memiliki karakter yang beda..."

mengambil hikmah dari cerita beliau benar adanya bahwa emosi saat mengandung itu berpengaruh pada karakter janin.... bagaimana Allah mengingatkan Bunda Maryam melalui malaikat Jibril untuk tidak bersedih hati saat mengandung... Maka Maryam mengandungnya (hamil), lalu ia menyisihkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh. Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (besandar) pada pangkal pohon kurma, ia berkata:”Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi sesuatu yang tidak berarti, lagi dilupakan”. Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah:“Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Rabbmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu. Dan goyangkanlah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu. maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah:”Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini.”. (QS. Maryam: 22-26). Dalam surat yang lain ” Dan Kami ilhamkan kepada ibu Musa:”Susuilah dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah kamu khawatir dan jangan (pula) bersedih hati, karena sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya (salah seorang) dari para rasul.”. (QS. Al-Qashash: 7) (sumber)

Secara kesehatanpun seperti itu bahwa emosi ibu berpengaruh pada janin,
Menurut Bruce Lipton, Ph.D, ahli biologi dan penulis, emosi ibu bisa menurun ke janin melalui aliran darah. Darah tidak hanya mengandung nutrisi, namun juga informasi tentang emosi dan perilaku ibu. Informasi ini sampai ke tubuh janin melalui plasenta bersamaan dengan nutrisi yang ada dalam darah. Jika ibu bahagia maka janin juga merasa bahagia. Sebaliknya jika sang ibu merasa takut atau stres, hormon stres sampai ke tubuh janin dan diserap oleh janin. Informasi yang diterima oleh bayi tersebutlah yang membentuk pola genetik anak sehingga janin bisa tumbuh dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Saat inilah, tanpa sadar orang tua sedang melanjutkan pola perilaku dan responnya terhadap masalah kepada anak mereka.
Dr. Ali Sungkar, SpOG, dari Brawijaya Women & Children Hospitalmengatakan hal yang serupa. Dr. Ali mengatakan bahwa perasaan ibu ketika hamil sangat mempengaruhi perkembangan anak. Setiap perubahan emosi ibu membuat perubahan hormonal yang akan diterima bayi lewat plasenta. Misalnya saja jika Si Ibu cengeng atau manja ketika hamil maka akan membuat perubahan hormonal yang akan berpengaruh ke janin.(sumber)

So.... saat hamil seorang ibu harus bisa mempersiapkan diri sebaik mungkin agar terlahir anak-anak peradaban yang berahlak mulia dan mencintai Tuhannya... Tiba-tiba kangen anakku... wuahhhh bunda kangen kamu nak... cinta kamu nak.... mulai deh -_-"... berikut amalan-amalan ketika hamil :
  1. Perbanyak bersyukur, bersyukur kepada Allah atas kehamilan yang diberikan. Bersyukur tidak hanya dengan ucapan tapi juga perbuatan. Menjaga kandungan dengan baik itupun bagian dari sebuah kesyukuran kita. Karena apabila bersyukur Allah akan menambahkan nikmat kepada kita, dan tambahan nikmat itu adalah anak yang sholih yang kelak akan lahir dari rahim yang Allah titipkan kepada kita.
  2. Perbanyak doa. Berdoalah untuk sang jabang bayi. Walau ia belum lahir ia dapat merasakan doa-doa yang dipanjatkan ibu dan ayahnya. Berdoalah dengan khusyu, bisa menggunakan bahasa Arab atau bahasa Indonesia, yang penting kita mengerti doa yang kita panjatkan. Jangan sampai doa yang sudah panjang lebar kita panjatkan tetapi tidak tahu artinya. Ada banyak doa yang Rasulullah SAW ajarkan kepada kita, salah satunya ada dalam Qur’an Surat As-Shofat ayat 11. “Robbi habli minashsholihin” Ya Allah berikanlah kami anak yang sholih.
  3. Didik anak walau ia masih dalam kandungan. Pun ia belum lahir kedunia, pendidikan dalam islam dimulai ketika anak berada dalam kandungan. Ajak janin berbicara, membaca al-qur’an, memperdengarkan murotal al-qur’an, sering mengikuti kajian keislaman dan kebaikan lainnya. Selain itu perilaku orang tua (ayah dan ibu) ketika ibu mengandung akan berpengaruh besar pada janin. Memperbagus ibadah akan memberikan pengaruh positif pada janin. Subhanallah.
  4. Jaga emosi. Emosi ibu ketika mengandung berpengaruh juga pada janin. Maka, hendaklah ibu menjaga emosinya. Berusaha untuk selalu sabar, tidak mudah marah dan menjaga lisan, tidak mengeluarkan kata-kata kotor. Karena janin pun dapat merasakan emosi ibu yang sedang marah, mengumpat dan perbuatan buruk lainnya, naudzubillaah..
  5. Memperhatikan asupan makanan. Dalam Q.S Al-Baqoroh ayat 168 Allah berfirman, “Wahai manusia makanlah makanan yang ada di bumi yang halal lagi baik.” Berikan makanan yang halal kepada janin. Jangan sampai ada makanan haram masuk kedalam perut ibu, karena kehalalan rizki juga akan berpengaruh bagi janin. Makanlah makanan yang halal, baik dan bergizi, agar janin tetap sehat.
  6. Periksakan kandungan. Wajib bagi ibu yang sedang mengandung untuk memeriksakan kandungannya ke dokter atau bidan agar ia mengetahui bagaimana kondisi janin. Tak segan untuk meminta saran dokter atau bidan untuk kebaikan kandungannya.
  7. Kehalalan rizki. Perhatikan kehalalan apapun yang kita pakai dan makan. Jika ada yang subhat, lebih baik ditinggalkan. Pilih barang atau makanan yang sudah jelas kehalalannya. (sumber)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar