Jumat, 31 Mei 2013

Untuk apa bunda bekerja?

Dulu saat saya masih SMA, hal yang saya fikirkan hanya impian-impian saya, karir saya,,, saya menyukai anak-anak oleh karena itu saya ingin membuat sekolah TK , TK yang pendidikannya baik dari segi ilmu dan ahlak yang diajarkan. Day care, play group dan TK yang islami tentunya serta saya menjadi seorang pembicara seputar pendidikan anak, oleh karena itu saya ingin kuliah di psikologi, setelah S1 melanjutkan S2 melanjutkan S3. menikah ehmm, nanti bila usia saya sudah 28 atau 29 tahun (lama sekali ya... tapi setelah kuliah saya berfikir ulang, malah mau cepet nikah, supaya makin dicintai Allah kan pahalanya jadi double tuh, seluruh aktivitas jadi ibadah, yang haram jadi pahala dan tentunya saya bisa ketemu anak saya..... Insya Allah sudah ditentukan waktunya ( sama Allah... haha.. masih jadi rahasia bukan... Jadi teringat waktu fb saya di hack sama abang, ehmmm temen smp sampai sms,, "marina mau nikah ya? aamiin... kapan nikahnya? sama orang mana?" saya bingung tepatnya pas lihat status... ehmmmm ada yg iseng... -_-", saya balas sms teman saya itu,, "tunggu undangannya aza ya.. insya allah sama orang indonesia... ^_^" lah biz tuh dia ngamuk2.. "hayolah,, jawabnya serius..." dalam hati jawabnya dah serius... tau-tau sama orang luar gimana ya? hahaha,,,, #plak dasar... udah dalam negeri aza, kalau takdirnya orang luar.. ya itu memang jodoh dari Allah... ztztztztz... -_-")).

Allah mentakdirkan berbeda, saya masuk Biologi. Awal kuliah saya berusaha menerima bahwa ini takdir Allah dan ini adalah pilihan kedua yang saya ambil. Saya jadi ingat doa saya saat kelas 3 sma dulu, saya berdoa bukan ingin masuk psikologi tapi saya berdoa agar Allah memasukkan saya ke tempat yang membuat saya lebih dekat dengan Allah? ya, mengapa saya masuk biologi karena saya meminta pada Allah agar saya lebih dekat denganNya.

Tentang impian awalnya saya kehilangan arah impian saya, saya bingung menetukan titiknya. Akhirnya saya temukan titik sekolah alam dan berlalu.. bertemu titik yang lain saya temukan titik impian yang dulu dan ingin melangkah ke impian yang lalu tetap membuat day care, sekolah lainnya perpaduan ahlak, alam, kepimpinan dan tentunya bagaimana cara Rasulullah mendidik.

Impian itu bukan untuk karir saya lagi tapi untuk anak-anak saya... Ya, untuk anak-anak saya... karena untuk membentuk anak yang soleh ia pun harus miliki teman-teman yang soleh. Saya teringat kisah Al Fatih saat Guru Al Fatih membentuk Al Fatih dengan sedemikian rupa di pojok-pojok yang lain ada anak-anak yang dipersiapkan untuk menjadi prajurit terbaik karena seorang pemimpin terbaik tak bisa berlaga sendiri tapi ia butuh prajurit terbaik juga, bila sendiri sama saja seperti macan ompong. Kekuatan itu hadir bukan sendiri tapi berjamaah.

Entahlah, semua impian saya berawal dari anak-anak saya, membentuknya menjadi anak-anak peradaban... mampukah saya?

Adanya dari mimpi-mimpi saya ini terbangun simponi kebaikan, tempat memahat banyak orang yang akan menjadi agen2 cinta penebar kebermanfaatan, yang didalam kerjanya ada cinta karena Allah...

 Suatu ketika, saya kembali terhenyak... akankah saya mampu membagi diri saya antara kewajiban saya pada anak dan suami serta amanah saya pada pekerjaan yang saya ambil? hati saya menjerit... sakit... akankah saya sibuk dengan aktivitas luar.. saya takut bila meninggalkan amanah wajib saya sedangkan saya sibuk dengan hal mubah... Teringat kata-kata anak seorang aktivis  " abi umi itu bukan milik saya tapi milik umat, abi umi itu ga ada buat saya, tapi ada buat umat". Apakah memilih menjadi ibu rumah tangga itu keputusan akhirnya? saya akui pekerjaan menjadi ibu rumah tangga itu luar biasa, mendedikasikan diri saya hanya untuk keluarga, 24 jam hanya untuk mereka, mengaktualisasi diri hanya untuk mereka, segala potensi diri hanya untuk mereka dan Allah yang akan membalasnya... Toh akhirnya saya harus seperti itu tak masalah bila ia yang akan membersamai diri menginginkan seperti itu... Bukankah surga istri ada di Ridho suami dan surga itu ada ditelapak kaki ibu.. dan bukanka? limpahan warna-warni surga itu semua telah tersedia di rumah.

Bila saya berkarya diluar rumah... tetaplah mereka yang utama... bunda bekerja bukan mencari uang.. karena tujuan bunda bekerja bukan mencari nafkah tapi berkarya. bunda bekerja untuk menebar kebaikan. Saat bunda bekerja kamu tak akan pernah kehilangan bunda karena kita bekerja bersama-sama nak, apa yang kita lakukan adalah untuk Allah, agar Allah mencintai kita... Potensi yang ada dalam diri kita adalah untuk beribadah pada Allah dan menebar kebermanfaatan bagi sesama.

Saat melihat segala impian diri, saya rasanya ingin menangis... Mampukah saya? melihat kapasitas diri ini... Allah bimbing hamba,  beri petunjuk hamba... Jangan pernah hapus segala gambar impian kita biarlah Allah yang mewarnai impian kita dengan warna yang indah....

Nak, adanya diri kita didunia ini untuk beribadah pada Allah
adanya kita didunia ini untuk menebar kebaikan
adanya kita didunia ini bukan untuk diri kita sendiri tapi untuk membantu orang lain
Maka tautkan hatimu pada Allah agar kerlipan hiasan dunia tak silaukan matamu
Bila perhiasan dunia menghampirimu jangan pernah menaruhnya dihatimu
tapi letakkan pada tempatnya...
Karena cukup Allah saja yang bertahta di hatimu...
Bunda sedang menasehati diri bunda, nak?
karena bunda yang harus banyak belajar...
kata memang mudah, tapi tauladan itu yang sulit...
bukan tidak bisa nak tapi sulit..
saat bunda mau belajar pasti bisa...
Bukankah bunda punya Allah yang menjadi pembimbing bunda,,,
Bunda mencintaimu, sebelum kau terlahir kedunia, sebelum kau bersemayam di rahim bunda, sebelum bunda bertemu dengan ayahmu, sebelum bahkan sebelumnya...  :')

Tidak ada komentar:

Posting Komentar