Senin, 08 Oktober 2012

Every Child is Special part 3

Entah mengapa saya slalu merasa bahwa anak kecil slalu istimewa…. Terlebih bila saya sedang memikirkan anak-anak saya nanti. Terkadang kangen itu sudah meluap-luap di hati saya.. penasaran mendengar tawanya, celotehan lucunya, tangisnya, bahkan argumen cerdas bila ia telah tumbuh dewasa, melihat senyumannya, tatapan harapannya, cemberutnya, kerlingan matanya ( wuaaahhhh imajinasi saya mulai berlomba jadinya ). Bahkan saat saya SMA dan bahkan sampai sekarang saya terbiasa membelikan buku-buku bacaan anak kecil. Walaupun, buku itu bukan anak-anak saya yang pertama membacanya dan saya selalu berujar dalam hati “Nak, bukunya dipinjemin dulu ya sama aa dan teteh” bila ada anak-anak kecil datang untuk membaca buku2 itu  dan dari sana saya menginginkan anak-anak saya nanti menjadi pribadi dermawan. 

Terkadang, saya merasakan takut.. takut bila saya tidak dapat menjadi bunda terbaik untuk anak-anak saya. rasa takut ini terjadi karena melihat realita yang terjadi saat ini, kondisi pergaulan, gaya hidup  yang menurut saya jauh dari kondisi yang baik dan sangat butuh perjuang lebih untuk membentuk pribadi2 yang unggul dunia akherat. Ya, tetap saja semua ini adalah rencana Allah dan kondisi ini adalah kondisi yang terbaik yang Allah berikan.. Tugas saya adalah bagaimana saya mempersiapkan diri saya menjadi Orang tua terbaik untuk anak-anak saya kelak... Sudah terlambatkah? Saya juga tidak tau, yang saya rasa “Tidak juga”.. karena saya yakin Allah sudah merencanakan apa yang akan terjadi pada diri saya. 

Pada suatu seminar, Pembicara seminar itu pernah menceritakan percakapan dirinya dengan seorang adik kelasnya yang baru lulus kuliah ( adik kelasnya perempuan ya.. ) “Ukh, biz kuliah  rencana mau apa dan persiapan apa aza ?” adik kelasnya menjawab “ iya kang, saya ingin kuliah lagi dengan beasiswa, kerja blablablabla…” dia menceritakan dengan panjang lebar.. lalu pembicara  itu bertanya lagi.. “ persiapan jadi ibunya gmana?” adik kelasnya menjawab “wah kang, itu mah nanti saja, saya juga belum ada niat untuk menikah dalam waktu dekat ini..” lalu pembicara itu  berujar “ untuk belajar menjadi ibu tidak harus menunggu waktu menjelang pernikahan, persiapkanlah dari sekarang dan jadilah ibu terbaik utuk anak2 kamu kelak, yang harus selalu di ingat surga itu bukan ditelapak kaki wanita tapi ditelapak kaki ibu”. Percakapan itu menjadi salah satu motivasi saya untuk terus belajar.. belajar menjadi bunda terbaik.. mulai membaca buku parenting, kesehatan anak, dan semua yang berhubungan tentang itu. Tidak hanya membaca saya jadi menyenangi acara bertema anak-anak dalam bentuk seminar ataupun acara televisi. Saya berharap saya bisa menjadi bunda terbaik untuk anak-anak saya dan walaupun rejeki terindah itu tidak saya dapatkan atau Allah memanggil saya sebelum saya menjadi bunda. setidaknya saya telah belajar dan saya yakin Allah telah melihat usaha saya untuk menjadikan surga ditelapak kaki saya.

Saya pernah membaca majalah islam yang topiknya mengenai Quranic parenting “ mendidik anak dunia dan akherat” entah mengapa pada beberapa paragraf tulisan itu membuat saya menangis dan terharu. Dan pada tulisan ini saya akan menceritakan secara singkat bagaimana isi tulisan tersebut. smoga bermanfaat dan bisa menjadikan kita Ibu terbaik untuk Generasi terpilih…. 

Doa…Doa…Doa…
Berikan doa terbaik untuk anak, Disetiap malam panjang kita, shalat istikharah (shalat untuk memohon bimbinganNya) sebelum mengambil keputusan besar dalam hidup dan shalat hajat (Shalat untuk memohon sesuatu dariNya) ketika memohon sesuatu yang  sangat penting bagi kesejahteraan anak.

Suhba (Persahabatan) akan membangun atau menghancurkan anda
Pilihlah teman yang baik, karena itu akan mempengaruhi kehidupan anak-anak kelak. Kata-kata yang membekas dihati saya adalah “Ketika anda duduk bersama orang-orang yang mementingkan dunia, Anda akan menjadi setetes air dalam lautan dunia. Akan tetapi, ketika Anda duduk dengan orang-orang yang mementingkan akherat maka kepentingan dunialah yang akan menjadi setetes air dalam lautan anda”. Ingatlah “ Seseorang dinilai dari bagaimana teman-temannya. Kita tidak dilarang bergaul dengan siapapun, dari kalangan manapun tapi harus ada batas-batas tersendiri saat kita memilihnya menjadi teman apalagi bila dia mencontohkan hal yang tidak baik bagi anak.

Nabi Muhammad saw adalah seseorang yang hidup dan nyata dalam kehidupan kita
“ Apakah ada teman lebih baik daripada orang yang mengingatkan temannya mengenai akhirat? Mungkinkah ada  ‘teman’ yang lebih baik dari pada Shallahu ‘alayhi wa sallam?” so jadikan shirah(biografi nabi) adalah buku yang menyenangkan untuk dibaca dan diceritakan kepada anak, membiasakan diri membaca doa-doa sunnah, apalikasikan sunah Rosulullah pada aktivitas kehidupan kita sehari-hari. Karena “Cara terbaik untuk membuat seseorang tertarik pada islam adalah dengan cara membuat mereka jatuh cinta pada Rosulullah. Jika anak Anda mencintai Rosulullah, mereka akan secara otomatis mencintai Allah.”

Bersenang-senang tidak  “Haram” di rumah kita, tetapi tetaplah menjaga lingkungan rumah semurni mungkin
“Jika syetan mengetuk pintu kita dan menayakan apakah ia boleh menjaga anak-anak kita, kita tentu akan langsung melempar mereka keluar. Namun, kita membiarkan televisi untuk melakukan hal yang sama. Kita benar-benar mengundang setan pada saat kita menghidupkan TV.” Menonton bukan suatu hal yang haram tapi memilih tontonan terbaik adalah hal yang bijak untuk anak kita, membatasi waktunya untuk melihat siaran TV dengan mengantikannya pada aktivitas menyenangkan yang lain seperti membaca buku, permainan yang mengasah kecerdasan dll.

“ menciptakan aktivitas-aktivitas yang menyenangkan dirumah. Boleh saja dirumah kita tidak ada perayaan ulang tahun tapi saat anak kita menghatamkan atau sudah hafal Al Quran kita bisa mengadakan suatu acara untuk mereka, contoh ada suatu keluarga anaknya hafal juz-30 mereka mengadakan piknik di taman dengan pesta yang meriah. Ada begitu banyak fitnah di luar sana. Kita tidak bisa melindungi anak-anak kita dari sesuatu yang buruk tapi justru karena itulah, rumah harus menjadi oase dimana Allah harus dingat dan dipatuhi. Jika anda merasakan cinta dirumah Anda, Anda tidak perlu mencarinya ditempat lain begitupun yang dirasakan anak-anak anda.

Orangtua kami tidak menasehati melalui kata-kata, namun melalui tindakan
Islam tidak hanya sekedar shalat, berpuasa, atau beramal. Islam adalah sikap yang harus diamalkan dalam berurusan dengan kehidupan duniawi sehari-hari. So, berikan teladan yang baik untuk anak-anak kita. Apakah orangtua saling memperlakukan satu sama lain dengan hormat? Bagaiman mereka berreaksi dengan naik turunya kehidupan? Apakah mereka memiliki rasa tanggung jawab? Anak akan terus-menerus belajar dari orangtua mereka. Bahkan, ketika orangtua berpikir bahwa mereka tidak memiliki apapun untuk diajari.

Kalau perlu, aku bersikap galak. Tapi aku tak pernah galak
Kita perlu bersikap tegas pada anak kita, rumah harus memiliki aturan dan harus memiliki figur otoritas, walaupun mereka tidak mengetahuinya. Bila terjadi pelanggaran kita sebagai orang tua harus bersikap tegas dan mengkomunikasikan dengan cara yang baik. Pemukulan fisik untuk setiap pelanggaran yang paling sederhana bukanlah salah satu solusi yang terbaik karena “sekali anda memukul anak-anak anda, anda seperti ketagihan untuk melakukannya terus dan lebih keras lagi.”
Maka bila emosi sedang memuncak melihat kesalahannya, mencoba untuk tenang. Melepaskan amarah dengan memukulnya tentu akan menimbulkan rasa ‘puas’ saat itu. namun akan menimbulkan luka yang lama pada hati anak kita.

Aku selalu dekat dengan mereka
Jadikan kita sebagai orang yang dekat dengan kehidupannya. Tidak hanya menjadi bunda untuk mereka tapi juga sosok sahabat terbaik bagi mereka. Berikan mereka cinta, senyuman, pelukan dan interaksi-interaksi yang membuat hati kita dan anak terikat satu sama lainnya.

Kami tidak memanjakan anak-anak kami dan tidak terlalui sering memuji mereka
Semua ada porsinya itu yang saya pahami, satu kata yang melekat dalam hati saya. “ Ya, jujur kami memang memanjakan mereka, kami memanjakan mereka dengan sesuatu yang juah lebih bertahan lama ketimbang materi, yakni kasih sayang.”

Bicaralah pada anak-anak Anda dengan cinta
Jangan pernah meninggalkan satu moment pun untuk mengajari anak. Bicaralah dengan mereka dengan sebaik-baiknya perkataan dan terdapat unsur cinta didalamnya.

Mereka memiliki ayah shalih yang dekat dengan mereka
Untuk membentuk anak yang hebat tidak hanya bisa terbentuk dari bunda yang soleha saja tapi harus disinergiskan dengan ayah yang soleh juga. Karena keduanya punya peran masing-masing dalam membentuk karakter anak. Karena anak akan refleks terus-menerus mendekati ayah mereka seperti bunga matahari yang condong menghadap matahari.

Wuahh,,, memang tidak mudah mempelajari semuanya. Menjadi orangtua dan tinggal di dunia ini adalah seperti sebuah perjuangan. Kita memiliki visi tentang bagaimana menjadi orangtua dan kita berusaha keras untuk mencapainya, dan terkadang ada titik dimana kita tergelincir, sedih karena kita gagal. Butuh keberanian untuk memperbarui niat kita sebagai orangtua dan terus berdoa sukses.

“Ya Rabb, jadikanlah aku dan keturunanku termasuk ke dalam golongan yang mendirikan shalat. Ya Rabb kami, perkenankanlah doaku. Ya Rabb kami, lindungilah kami semua dengan ampunanMu, aku, orangtuaku, dan(seluruh) orang mu’min pada hari dimana semua akan dibangkitkan.” 
(QS Ibrahim:40-41). 


Jatinangor,
Oktober 2012, Bunda mencintaimu karna Allah... :') 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar