Kamis, 23 Mei 2013

Kau ingin dicintai seperti apa?



Dialog antara ibu dan anaknya ketika mulai beranjak dewasa….
Anak   :Dulu Ummi ingin dicintai seperti apa?
Ummi  :Ummi ingin cinta yang lain dari biasanya. Ummi ingin dicintai dengan sederhana, Nak.
Anak   :Seperti apa cinta sederhana itu ummi?
Ummi  :Ummi ingin lelaki mencintai ummi dengan kesahajaan, namun kaya hati.
Anak   :Aku makin bingung ummi, seperti apa itu?
Ummi  :Ummi tak butuh kilau permata, jika itu akan menyilaukan pandangan ummi dari melihat keagungan Allah.
Anak   :Ummi tak ingin kaya?
Ummi  :Kaya harta bukan satu-satunya sumber kebahagiaan. Yang membuat ummi kaya adalah cinta sederhana berupa kecintaan karena cita-cita mulia peradaban!
Anak   :Murah sekali harganya Ummi?
Ummi  :Murah harganya, namun mahal kemuliaannya, tinggi harganya di mata penduduk langit.
Anak   :Wah, hebat. Kekalkah cinta seperti itu?
Ummi  :Tentu saja, kekal cintanya hingga menembus dua dimensi hidup; dunia dan surga…
Anak   :Lelaki seperti apa yang ummi izinkan hidup dengan ummi?
Ummi  :Tak sembarangan orang ummi izinkan untuk bersanding hidup dengan ummi. Karena ia harus memiliki cita-cita untuk hidup tak untuk dirinya sendiri.
Anak   :Hidup bukan untuk diri sendiri itu apa Ummi ?
Ummi  :Sulit sekali mencari lelaki seperti itu, Nak. Begitu banyak laki-laki yang memiliki mahar batu rubi, permata, dan perhiasannya datang pada ummi, bagai mencari jerami di tumpukan jarum.
Anak   :Lalu akhirnya lelaki mana yang ummi pilih?
Ummi  :Yang ummi pilih hanyalah lelaki yang datang dengan sederhana. Namun kaya impiannya akan surga. Karena jika kaya impiannya akan surga. Dunia yang berlimpah akan datang dengan sendirinya…
Anak   :Wah, indah sekali, aku juga ingin dicintai seperti itu ummi.
Ummi  :Berusahalah menjadi wanita terbaik dan berdoalah. Jika kita mengindahkan diri, maka Allah akan mengindahkan lelaki yang datang padamu.
Anak   :Baik ummi, mulai saat ini aku akan memperbaiki diri supaya bisa dicintai oleh lelaki peradaban.

Tulisan Melly Raharjo dalam buku “Ajari Anakmu Cinta”

( Mencintaimu, kita memang satu... tapi dari cinta kita tersebar cinta bagi sesama... Tebar manfaat, berbagi kasih pada seluruh mahluknya dari rumah cinta kita... " (Cahaya itu) di rumah-rumah yang disana telah diperintahkan Allah untuk memuliakan dan menyebut namaNya, di sana bertasbih (menyucikan) namaNya pada waktu pagi dan petang (QS An Nur : 36 ) )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar