Selasa, 19 Februari 2013

Sensor Tubuh

Pagi yang cerah, kemaren subuh hujan rintik-rintik membasahi bumi jatinangor dan kali ini tak ada rona hujan yang bersiap untuk menampakan diri. Disepertiga malam tadi, Allah takdirkan nikmat rasa sakit disatu bagian tubuh saya yaitu susah menelan sesuatu. Saat air mau memasuki kerongkongan sakitnya tak mengenakan. Alhamdulilah, saya bahagia karena dengan rasa sakit ini Allah sedang memperingatkan saya tentang pola makan saya seminggu kemarin.

Awalnya, saya tak menikmati kondisi ini, misalkan saya beli makanan yang kadar penyedap rasanya berlebihan amandel saya akan kambuh, kalau saya makan diluar serta agak abai tempat membelinya saya kemungkinan diare, bila makan makanan seafood dah ga bagus lagi kualitasnya bibir saya gatel-gatel untung Allah masih sayang kaligatanya ga kambuh. Sensor-sensor awal inilah yang membuat saya lebih berhati-hati dalam mengkonsumsi sesuatu.

Menikmatnya, sangat menikmati. Bahwa ini adalah bentuk kasih sayang Allah, tak terbayangkan bila sensor ini tak berjalan lancar mungkin saya bisa makan sesuka hati saya dan apa yang terjadi pada tubuh saya setelah ia renta. Dari sana, saya lebih banyak mencari tau dan belajar tentang kesehatan, lebih berhati-hati dalam mengkonsumsi sesuatu dan mencoba mengali pola hidup Rasulullah terutama banyak bersyukur atas nikmat hikmah dan pengugur dosa ini.

Alhamdulilah, sensor awal hari ini tak parah hanya butuh lebih banyak minum air putih hangat-hangat kuku dan menjaga asupan makan.  Memulai hari dengan doa, cinta dan menebar kebermanfaatan bagi sesama. Selalu ada hikmah di balik cerita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar