Inikah naluri seorang ibu, yang ingin selalu memberi yang
terbaik untuk anaknya? Atau kah ini perasaanku saja… atau hanya sekedar energi
yang menggebu-gebu sesaat dan akan hilang saat dihantam waktu. Semoga itu tak terjadi,
karena pada hakekatnya seseorang akan menjaga orang ia cintai.
Ini tentang anakku, yang belum lahir kedunia, belum
bersemayam dirahimku, bahkan aku pun belum tau siapakah ayahnya nanti? Ku harap
ayahnya adalah ayah yang soleh.. ayah yang memiliki visi peradaban dan surga…
ayah yang tau bagaimana cara melindungi dan membentuknya… ayah yang tegas namun
ada kelembutan didalamnya… Ayah yang mungkin tak sesempurna nabi Muhammad tapi
selalu meneladaninya dan berusaha memperbaiki diri serta mengikuti sunah-sunahnya.
Nak, saat bunda menginginkan ayah untukmu yang seperti itu… maka bunda pun
harus banyak berbenah diri. Sangat banyak, bahkan saat bunda melihat banyak
kekurangan yang berada dalam diri bunda. Bunda…” Hanya pada Allah nak kita
meminta… Hanya Allah…
Setiap aku pergi kepasar, ada yang berkecambuk didalam
hatiku… Kok warna ayamnya putih pucat, ikannya kok kayak gini? Duh, ikannya
matanya merah… ini tahu pake formalin ga ya? Pewarnanya pake apa? Basonya pake
boraks ga ya… sayur, duh pake pestisida ga ya… Wortel nya dipake pewarna buatan
ga? Atau nih brokoli dah direndam pake larutan pengawet atau ga…. Melihat
kualitas telur dari ada, dikit atau banyak bercak-bercak pada cangkaknya…Jujur
kadang takut itu menjalar dalam pikiran ku… memilih bahan makanan yang terbaik
tidaklah mudah. Dalam buku mimpiku, aku tulis mau punya pertanian dan
perternakan ( aku ingin anakku bisa tumbuh cerdas dan sehat salah satunya
adalah sumber makan yang sehat) ehmm, biar bisa nanem sayur, bumbu-bumbu,
buah-buahan sendiri, pupuk bikin sendiri, pelihara ikan, ayam, kalau perlu
kambing dan sapi sendiri. Biar tau jelas kualitasnya… bahkan saat aku banting
stir dari ekologi ke fisiologi tumbuhan. Tujuannya untuk itu, biar bisa belajar
cara bercocok tanam dan arboretum memberikan aku banyak pelajaran minimal aku
bisa bercocok tanam dipekarangan rumahku dan lebih luasnya aku ingin memiliki
Pertanian, perkebunan, pertenakan yang bisa memberikan umat sumber pangan yang
halal, sehat, bersih dan bergizi.
Saat makan diluar… duh, minyaknya itu hitam pekat dari
jelantah biasa ke jelantah super, ayamnya pake kunyit beneran atau pewarna
buatan, duh empek-empek baunya busuk banget, warnanya putih banget. Aku pun
merasa sedih melihat anak kecil makan chiki yang ga jelas mereknya dan ga ada gizi
sama sekali… jajanan mereka, membuat saya mengelus dada… makanan warna-warni
yang ga tau pewarnanya dari apa, permen-permen yang ga jelas, makanan ringan
yang kaya vetsin, saosnya. Kadang ada ibu yang membiarkan anaknya ketagihan
makan junkfood asal anaknya mau makan… sosis, baso, nugget yang katanya ada
yang mengandung formalin. Ehmm….Akupun menjadi tersadar, saat dulu masih
kecil.. mama tidak mengizinkan jajan sembarangan, ga boleh makan ini dan ga
boleh yang itu. Bahkan dulu aku suka kesel dan makannya secara diam-diam
(nakal, ehmmm nak kamu jangan kayak bunda ya… ga baik itu). Semuanya digantikan
oleh mama dengan buah, biskuit ataupun cemilan sehat buatan mama sendiri.
Mengetahui kondisi tersebut, aku bertekad harus jago masak (masak air, goreng
telor,,,, loh -_-“) agar bisa memberikan yang terbaik untuk anakku. Ehmmm,
teringat pesan mama “ Mama, lihat berita di tv ternyata baso, sosis , nugget di
supermarket itu ada yang pake formalin juga loh yuk,,, jadi kamu harus
hati-hati. Nanti kalau kamu punya anak, bikin baso ma nugget sendiri aza.. beri
yang terbaik untuk cucu mama “. Tapi kalau banyak takut, ga baik juga
(ujung-ujungnya ga makan deh, lebay.com)… Serahkan pada Allah dan kalau makan
jangan lupa baca bismillah… hehe
Ini tentang pendidikan… Saat awal-awal kuliah dulu, aku
ngomong gini sama mama. “ma, nanti kalau ayuk punya anak… anak ayuk di
homeschooling aza, biar ayuk aza yang ngajarin dia atau ga, ada guru privat
yang datang mengajarkan dia segalanya dari agama, ahlak, ilmu pengetahuan dll”
jawaban mama… “ mama ga izinin,, nanti cucu mama ga tau cara bersosialisasi,
nanti dia kuper.. ga tau dunia luar.. ga
boleh… “ aku menjawab “ tapi ma…” langsung mama potong “ ga boleh…” dan aku ga
mau ngalah “ itu kan anak aku ma…” dan mama pun menjawab “ dan itu cucu mama..”
ehhmmmm menyerah saja daripada panjang (wong, aku juga belum nikah,,,, hahaha….
Boro-boro punya cucu, mantu aza mama belom punya -_-“). Ehmm, memilih sekolah
terbaik untuknya. Tidak hanya yang mengajarkan ilmu pengetahuan saja, tapi
agama dan pembentukan ahlak itu yang utama. Yang tidak hanya mengutamakan
kualitas kurikulum tapi juga kualitas guru secara agama dan ilmunya. Suatu hari,
aku kepikiran pengen punya daycare dan sekolah sendiri ( bisa ga ya…. Haha..
selain membentuk anak sendiri+anak-anak orang lain juga… karena lingkungan itu berpengaruh pada pertumbuhan
anak). Ehmmm…. Itulah dinamika, suatu saat bila anakku siap sekolah smoga Allah
mempertemukan dengan sekolah yang terbaik.
Membuat anakku, dekat dan cinta pada Allah, cinta pada
Rosulullah, cinta pada Al Quran, membentuk ahlaknya… Allah… melihat kualitas
diri ini, kemampuan diri dan banyak yang harus dibenahi. Kusadari bahwa ibu
adalah madrasah pertama anaknya.Saat aku membaca buku parenting, kesehatan yang ku rasa
masih sedikit kupelajari. makin banyak yang berkecambuk dalam hatiku… mampukah
aku? Bisa kah? Saat membaca teori terkesan mudah tapi pada aplikasinya tidaklah
mudah. Dari sekian keluarga yang ku amati, dari tempat-tempat yang
kukunjungi.... aku rasa masih banyak yang kurang. Aku ingin yang terbaik
untuknya, membentuknya menjadi generasi-generasi peradaban.
Maka apalah dayaku, aku manusia biasa… saat aku menginginkan
anak yang baik.. maka ku pinta pada pemilikNya.. dan tidak akan jadi apa-apa
usahaku jika Allah tak berkehendak. Maka ku katakan ini adalah projectku
membentuk generasi peradaban dan ini juga project orang-orang yang menginginkan
ada perubahan dan yakin akan tiba saatnya kemenangan. Allah telah memberi
petunjuk “… bi a’yunina wa wahyina.. “ atau
“.. dengan pengawasan kami dan dengan
wahyu kami…”. Bahwa Allahlah yang mampu dan hanya dengan petunjuk Allah
semua ini akan terjadi. Hanya dengan mencari dan mohon PetunjukNya untuk apa
dan bagaimananya. Ini bisa dilakukan melalui sabar, doa, shalat dan juga
melalui PetunjukNya yang sudah tertulis di Al Quran.
“Ya Tuhan kami,
anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang
hati (kami) dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.”
(QS Al-Furqan :74)
Jatinangor,
6 November 2012
Insyaallah, bunda akan
terus belajar nak… Bunda mencintaimu karna Allah, hari ini… esok… dan
seterusnya…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar