Selasa, 06 November 2012

Ingin semua yang terbaik untukmu

Inikah naluri seorang ibu, yang ingin selalu memberi yang terbaik untuk anaknya? Atau kah ini perasaanku saja… atau hanya sekedar energi yang menggebu-gebu sesaat dan akan hilang saat dihantam waktu. Semoga itu tak terjadi, karena pada hakekatnya seseorang akan menjaga orang ia cintai.

Ini tentang anakku, yang belum lahir kedunia, belum bersemayam dirahimku, bahkan aku pun belum tau siapakah ayahnya nanti? Ku harap ayahnya adalah ayah yang soleh.. ayah yang memiliki visi peradaban dan surga… ayah yang tau bagaimana cara melindungi dan membentuknya… ayah yang tegas namun ada kelembutan didalamnya… Ayah yang mungkin tak sesempurna nabi Muhammad tapi selalu meneladaninya dan berusaha memperbaiki diri serta mengikuti sunah-sunahnya. Nak, saat bunda menginginkan ayah untukmu yang seperti itu… maka bunda pun harus banyak berbenah diri. Sangat banyak, bahkan saat bunda melihat banyak kekurangan yang berada dalam diri bunda. Bunda…” Hanya pada Allah nak kita meminta… Hanya Allah…

Setiap aku pergi kepasar, ada yang berkecambuk didalam hatiku… Kok warna ayamnya putih pucat, ikannya kok kayak gini? Duh, ikannya matanya merah… ini tahu pake formalin ga ya? Pewarnanya pake apa? Basonya pake boraks ga ya… sayur, duh pake pestisida ga ya… Wortel nya dipake pewarna buatan ga? Atau nih brokoli dah direndam pake larutan pengawet atau ga…. Melihat kualitas telur dari ada, dikit atau banyak bercak-bercak pada cangkaknya…Jujur kadang takut itu menjalar dalam pikiran ku… memilih bahan makanan yang terbaik tidaklah mudah. Dalam buku mimpiku, aku tulis mau punya pertanian dan perternakan ( aku ingin anakku bisa tumbuh cerdas dan sehat salah satunya adalah sumber makan yang sehat) ehmm, biar bisa nanem sayur, bumbu-bumbu, buah-buahan sendiri, pupuk bikin sendiri, pelihara ikan, ayam, kalau perlu kambing dan sapi sendiri. Biar tau jelas kualitasnya… bahkan saat aku banting stir dari ekologi ke fisiologi tumbuhan. Tujuannya untuk itu, biar bisa belajar cara bercocok tanam dan arboretum memberikan aku banyak pelajaran minimal aku bisa bercocok tanam dipekarangan rumahku dan lebih luasnya aku ingin memiliki Pertanian, perkebunan, pertenakan yang bisa memberikan umat sumber pangan yang halal, sehat, bersih dan bergizi.

Saat makan diluar… duh, minyaknya itu hitam pekat dari jelantah biasa ke jelantah super, ayamnya pake kunyit beneran atau pewarna buatan, duh empek-empek baunya busuk banget, warnanya putih banget. Aku pun merasa sedih melihat anak kecil makan chiki yang ga jelas mereknya dan ga ada gizi sama sekali… jajanan mereka, membuat saya mengelus dada… makanan warna-warni yang ga tau pewarnanya dari apa, permen-permen yang ga jelas, makanan ringan yang kaya vetsin, saosnya. Kadang ada ibu yang membiarkan anaknya ketagihan makan junkfood asal anaknya mau makan… sosis, baso, nugget yang katanya ada yang mengandung formalin. Ehmm….Akupun menjadi tersadar, saat dulu masih kecil.. mama tidak mengizinkan jajan sembarangan, ga boleh makan ini dan ga boleh yang itu. Bahkan dulu aku suka kesel dan makannya secara diam-diam (nakal, ehmmm nak kamu jangan kayak bunda ya… ga baik itu). Semuanya digantikan oleh mama dengan buah, biskuit ataupun cemilan sehat buatan mama sendiri. Mengetahui kondisi tersebut, aku bertekad harus jago masak (masak air, goreng telor,,,, loh -_-“) agar bisa memberikan yang terbaik untuk anakku. Ehmmm, teringat pesan mama “ Mama, lihat berita di tv ternyata baso, sosis , nugget di supermarket itu ada yang pake formalin juga loh yuk,,, jadi kamu harus hati-hati. Nanti kalau kamu punya anak, bikin baso ma nugget sendiri aza.. beri yang terbaik untuk cucu mama “. Tapi kalau banyak takut, ga baik juga (ujung-ujungnya ga makan deh, lebay.com)… Serahkan pada Allah dan kalau makan jangan lupa baca bismillah… hehe

Ini tentang pendidikan… Saat awal-awal kuliah dulu, aku ngomong gini sama mama. “ma, nanti kalau ayuk punya anak… anak ayuk di homeschooling aza, biar ayuk aza yang ngajarin dia atau ga, ada guru privat yang datang mengajarkan dia segalanya dari agama, ahlak, ilmu pengetahuan dll” jawaban mama… “ mama ga izinin,, nanti cucu mama ga tau cara bersosialisasi, nanti dia kuper..  ga tau dunia luar.. ga boleh… “ aku menjawab “ tapi ma…” langsung mama potong “ ga boleh…” dan aku ga mau ngalah “ itu kan anak aku ma…” dan mama pun menjawab “ dan itu cucu mama..” ehhmmmm menyerah saja daripada panjang (wong, aku juga belum nikah,,,, hahaha…. Boro-boro punya cucu, mantu aza mama belom punya -_-“). Ehmm, memilih sekolah terbaik untuknya. Tidak hanya yang mengajarkan ilmu pengetahuan saja, tapi agama dan pembentukan ahlak itu yang utama. Yang tidak hanya mengutamakan kualitas kurikulum tapi juga kualitas guru secara agama dan ilmunya. Suatu hari, aku kepikiran pengen punya daycare dan sekolah sendiri ( bisa ga ya…. Haha.. selain membentuk anak sendiri+anak-anak orang lain juga… karena  lingkungan itu berpengaruh pada pertumbuhan anak). Ehmmm…. Itulah dinamika, suatu saat bila anakku siap sekolah smoga Allah mempertemukan dengan sekolah yang terbaik.

Membuat anakku, dekat dan cinta pada Allah, cinta pada Rosulullah, cinta pada Al Quran, membentuk ahlaknya… Allah… melihat kualitas diri ini, kemampuan diri dan banyak yang harus dibenahi. Kusadari bahwa ibu adalah madrasah pertama anaknya.Saat aku membaca buku parenting, kesehatan yang ku rasa masih sedikit kupelajari. makin banyak yang berkecambuk dalam hatiku… mampukah aku? Bisa kah? Saat membaca teori terkesan mudah tapi pada aplikasinya tidaklah mudah. Dari sekian keluarga yang ku amati, dari tempat-tempat yang kukunjungi.... aku rasa masih banyak yang kurang. Aku ingin yang terbaik untuknya, membentuknya menjadi generasi-generasi peradaban.

Maka apalah dayaku, aku manusia biasa… saat aku menginginkan anak yang baik.. maka ku pinta pada pemilikNya.. dan tidak akan jadi apa-apa usahaku jika Allah tak berkehendak. Maka ku katakan ini adalah projectku membentuk generasi peradaban dan ini juga project orang-orang yang menginginkan ada perubahan dan yakin akan tiba saatnya kemenangan. Allah telah memberi petunjuk “… bi a’yunina wa wahyina.. “ atau “.. dengan pengawasan kami dan dengan wahyu kami…”. Bahwa Allahlah yang mampu dan hanya dengan petunjuk Allah semua ini akan terjadi. Hanya dengan mencari dan mohon PetunjukNya untuk apa dan bagaimananya. Ini bisa dilakukan melalui sabar, doa, shalat dan juga melalui PetunjukNya yang sudah tertulis di Al Quran.

“Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami) dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.” 
 (QS Al-Furqan :74)


Jatinangor,
6 November 2012
Insyaallah, bunda akan terus belajar nak… Bunda mencintaimu karna Allah, hari ini… esok… dan seterusnya…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar