Entah mengapa saya slalu merasa
bahwa anak kecil slalu istimewa…. Terlebih bila saya sedang memikirkan anak-anak
saya nanti. Terkadang kangen itu sudah meluap-luap di hati saya.. penasaran
mendengar tawanya, celotehan lucunya, tangisnya, bahkan argumen cerdas bila ia
telah tumbuh dewasa, melihat senyumannya, tatapan harapannya, cemberutnya,
kerlingan matanya ( wuaaahhhh imajinasi saya mulai berlomba jadinya ). Bahkan
saat saya SMA dan bahkan sampai sekarang saya terbiasa membelikan buku-buku
bacaan anak kecil. Walaupun, buku itu bukan anak-anak saya yang pertama
membacanya dan saya selalu berujar dalam hati “Nak, bukunya dipinjemin dulu ya
sama aa dan teteh” bila ada anak-anak kecil datang untuk membaca buku2 itu dan dari sana saya menginginkan anak-anak
saya nanti menjadi pribadi dermawan.
Terkadang, saya merasakan takut..
takut bila saya tidak dapat menjadi bunda terbaik untuk anak-anak saya. rasa
takut ini terjadi karena melihat realita yang terjadi saat ini, kondisi
pergaulan, gaya hidup yang menurut saya
jauh dari kondisi yang baik dan sangat butuh perjuang lebih untuk membentuk pribadi2
yang unggul dunia akherat. Ya, tetap saja semua ini adalah rencana Allah dan
kondisi ini adalah kondisi yang terbaik yang Allah berikan.. Tugas saya adalah
bagaimana saya mempersiapkan diri saya menjadi Orang tua terbaik untuk
anak-anak saya kelak... Sudah terlambatkah? Saya juga tidak tau, yang saya rasa
“Tidak juga”.. karena saya yakin Allah sudah merencanakan apa yang akan terjadi
pada diri saya.
Pada suatu seminar, Pembicara
seminar itu pernah menceritakan percakapan dirinya dengan seorang adik kelasnya
yang baru lulus kuliah ( adik kelasnya perempuan ya.. ) “Ukh, biz kuliah rencana mau apa dan persiapan apa aza ?” adik
kelasnya menjawab “ iya kang, saya ingin kuliah lagi dengan beasiswa, kerja
blablablabla…” dia menceritakan dengan panjang lebar.. lalu pembicara itu bertanya lagi.. “ persiapan jadi ibunya
gmana?” adik kelasnya menjawab “wah kang, itu mah nanti saja, saya juga belum
ada niat untuk menikah dalam waktu dekat ini..” lalu pembicara itu berujar “ untuk belajar menjadi ibu tidak harus
menunggu waktu menjelang pernikahan, persiapkanlah dari sekarang dan jadilah
ibu terbaik utuk anak2 kamu kelak, yang harus selalu di ingat surga itu bukan
ditelapak kaki wanita tapi ditelapak kaki ibu”. Percakapan itu menjadi salah
satu motivasi saya untuk terus belajar.. belajar menjadi bunda terbaik.. mulai
membaca buku parenting, kesehatan anak, dan semua yang berhubungan tentang itu.
Tidak hanya membaca saya jadi menyenangi acara bertema anak-anak dalam bentuk
seminar ataupun acara televisi. Saya berharap saya bisa menjadi bunda terbaik
untuk anak-anak saya dan walaupun rejeki terindah itu tidak saya dapatkan atau
Allah memanggil saya sebelum saya menjadi bunda. setidaknya saya telah belajar
dan saya yakin Allah telah melihat usaha saya untuk menjadikan surga ditelapak
kaki saya.
Saya pernah membaca majalah islam
yang topiknya mengenai Quranic parenting “ mendidik anak dunia dan akherat”
entah mengapa pada beberapa paragraf tulisan itu membuat saya menangis dan
terharu. Dan pada tulisan ini saya akan menceritakan secara singkat bagaimana
isi tulisan tersebut. smoga bermanfaat dan bisa menjadikan kita Ibu terbaik
untuk Generasi terpilih….
Doa…Doa…Doa…
Berikan doa terbaik untuk anak, Disetiap
malam panjang kita, shalat istikharah (shalat untuk memohon bimbinganNya)
sebelum mengambil keputusan besar dalam hidup dan shalat hajat (Shalat untuk
memohon sesuatu dariNya) ketika memohon sesuatu yang sangat penting bagi kesejahteraan anak.
Suhba (Persahabatan) akan membangun atau menghancurkan anda
Pilihlah teman yang baik, karena
itu akan mempengaruhi kehidupan anak-anak kelak. Kata-kata yang membekas dihati
saya adalah “Ketika anda duduk bersama orang-orang yang mementingkan dunia,
Anda akan menjadi setetes air dalam lautan dunia. Akan tetapi, ketika Anda
duduk dengan orang-orang yang mementingkan akherat maka kepentingan dunialah
yang akan menjadi setetes air dalam lautan anda”. Ingatlah “ Seseorang dinilai
dari bagaimana teman-temannya. Kita tidak dilarang bergaul dengan siapapun,
dari kalangan manapun tapi harus ada batas-batas tersendiri saat kita
memilihnya menjadi teman apalagi bila dia mencontohkan hal yang tidak baik bagi
anak.
Nabi Muhammad saw adalah seseorang yang hidup dan nyata dalam kehidupan
kita
“ Apakah ada teman lebih baik
daripada orang yang mengingatkan temannya mengenai akhirat? Mungkinkah ada ‘teman’ yang lebih baik dari pada Shallahu ‘alayhi
wa sallam?” so jadikan shirah(biografi nabi) adalah buku yang menyenangkan
untuk dibaca dan diceritakan kepada anak, membiasakan diri membaca doa-doa
sunnah, apalikasikan sunah Rosulullah pada aktivitas kehidupan kita
sehari-hari. Karena “Cara terbaik untuk membuat seseorang tertarik pada islam
adalah dengan cara membuat mereka jatuh cinta pada Rosulullah. Jika anak Anda
mencintai Rosulullah, mereka akan secara otomatis mencintai Allah.”
Bersenang-senang tidak “Haram”
di rumah kita, tetapi tetaplah menjaga lingkungan rumah semurni mungkin
“Jika syetan mengetuk pintu kita
dan menayakan apakah ia boleh menjaga anak-anak kita, kita tentu akan langsung
melempar mereka keluar. Namun, kita membiarkan televisi untuk melakukan hal
yang sama. Kita benar-benar mengundang setan pada saat kita menghidupkan TV.” Menonton
bukan suatu hal yang haram tapi memilih tontonan terbaik adalah hal yang bijak
untuk anak kita, membatasi waktunya untuk melihat siaran TV dengan
mengantikannya pada aktivitas menyenangkan yang lain seperti membaca buku,
permainan yang mengasah kecerdasan dll.
“ menciptakan aktivitas-aktivitas
yang menyenangkan dirumah. Boleh saja dirumah kita tidak ada perayaan ulang
tahun tapi saat anak kita menghatamkan atau sudah hafal Al Quran kita bisa mengadakan
suatu acara untuk mereka, contoh ada suatu keluarga anaknya hafal juz-30 mereka
mengadakan piknik di taman dengan pesta yang meriah. Ada begitu banyak fitnah di luar
sana. Kita tidak bisa melindungi anak-anak kita dari sesuatu yang buruk tapi
justru karena itulah, rumah harus menjadi oase dimana Allah harus dingat dan
dipatuhi. Jika anda merasakan cinta dirumah Anda, Anda tidak perlu mencarinya
ditempat lain begitupun yang dirasakan anak-anak anda.
Orangtua kami tidak menasehati melalui kata-kata, namun melalui
tindakan
Islam tidak hanya sekedar shalat,
berpuasa, atau beramal. Islam adalah sikap yang harus diamalkan dalam berurusan
dengan kehidupan duniawi sehari-hari. So, berikan teladan yang baik untuk
anak-anak kita. Apakah orangtua saling memperlakukan satu sama lain dengan hormat?
Bagaiman mereka berreaksi dengan naik turunya kehidupan? Apakah mereka memiliki
rasa tanggung jawab? Anak akan terus-menerus belajar dari orangtua mereka. Bahkan,
ketika orangtua berpikir bahwa mereka tidak memiliki apapun untuk diajari.
Kalau perlu, aku bersikap galak. Tapi aku tak pernah galak
Kita perlu bersikap tegas pada anak
kita, rumah harus memiliki aturan dan harus memiliki figur otoritas, walaupun
mereka tidak mengetahuinya. Bila terjadi pelanggaran kita sebagai orang tua
harus bersikap tegas dan mengkomunikasikan dengan cara yang baik. Pemukulan fisik
untuk setiap pelanggaran yang paling sederhana bukanlah salah satu solusi yang
terbaik karena “sekali anda memukul anak-anak anda, anda seperti ketagihan
untuk melakukannya terus dan lebih keras lagi.”
Maka bila emosi sedang memuncak
melihat kesalahannya, mencoba untuk tenang. Melepaskan amarah dengan memukulnya
tentu akan menimbulkan rasa ‘puas’ saat itu. namun akan menimbulkan luka yang
lama pada hati anak kita.
Aku selalu dekat dengan mereka
Jadikan kita sebagai orang yang
dekat dengan kehidupannya. Tidak hanya menjadi bunda untuk mereka tapi juga
sosok sahabat terbaik bagi mereka. Berikan mereka cinta, senyuman, pelukan dan
interaksi-interaksi yang membuat hati kita dan anak terikat satu sama lainnya.
Kami tidak memanjakan anak-anak kami dan tidak terlalui sering memuji
mereka
Semua ada porsinya itu yang saya
pahami, satu kata yang melekat dalam hati saya. “ Ya, jujur kami memang
memanjakan mereka, kami memanjakan mereka dengan sesuatu yang juah lebih
bertahan lama ketimbang materi, yakni kasih sayang.”
Bicaralah pada anak-anak Anda dengan cinta
Jangan pernah meninggalkan satu
moment pun untuk mengajari anak. Bicaralah dengan mereka dengan sebaik-baiknya
perkataan dan terdapat unsur cinta didalamnya.
Mereka memiliki ayah shalih yang dekat dengan mereka
Untuk membentuk anak yang hebat
tidak hanya bisa terbentuk dari bunda yang soleha saja tapi harus disinergiskan
dengan ayah yang soleh juga. Karena keduanya punya peran masing-masing dalam
membentuk karakter anak. Karena anak akan refleks terus-menerus mendekati ayah
mereka seperti bunga matahari yang condong menghadap matahari.
Wuahh,,, memang tidak mudah
mempelajari semuanya. Menjadi orangtua dan tinggal di dunia ini adalah seperti
sebuah perjuangan. Kita memiliki visi tentang bagaimana menjadi orangtua dan kita
berusaha keras untuk mencapainya, dan terkadang ada titik dimana kita
tergelincir, sedih karena kita gagal. Butuh keberanian untuk memperbarui niat
kita sebagai orangtua dan terus berdoa sukses.
“Ya Rabb, jadikanlah aku dan
keturunanku termasuk ke dalam golongan yang mendirikan shalat. Ya Rabb kami,
perkenankanlah doaku. Ya Rabb kami, lindungilah kami semua dengan ampunanMu,
aku, orangtuaku, dan(seluruh) orang mu’min pada hari dimana semua akan
dibangkitkan.”
(QS Ibrahim:40-41).
Jatinangor,
Oktober 2012, Bunda mencintaimu karna Allah... :')
Tidak ada komentar:
Posting Komentar