Percakapan dimulai dengan pertanyaan dia padaku, “marina, dalam islam ada ga nabi Ishaq?”
kujawab “iya ada, kenapa?” lalu ia
bertanya lagi “ tau istri Ishaq?”
jawab saya “ga tau.. mang knapa?”
lalu dia mulai bercerita “ aku sedang
baca buku, salah satu ceritanya tentang istri Ishaq ini, namanya Rafida (punten,
saya lupa-lupa inget namanya cz perbicangan ini beberapa hari yang lalu). Jadi ceritanya Ishaq ini sedang dicarikan
seorang istri oleh Ayahnya Abraham.. ayahnya mengutuslah seorang budak untuk
mencari istri yang tepat bagi Ishaq sesuai dengan kreteria yang telah
ditentukan Abraham. Lalu budak itu mulai mencari pasangan yang tepat untuk
Ishaq. Pada suatu hari Budak itu sedang mengembala kambing ditepi sungai, budak
itu dalam kondisi kelelahan. Ditepi sungai ada seorang perempuan yang melihat
kondisi budak tersebut. Lalu perempuan itu mendekat, ia pun berkata “
sepertinya Anda sedang kelelahan, sedang bermaksud apa anda kesini?” budak itu
menjawab “sebelumnya terima kasih, saya sedang berniat memberi minum kambing
gembalaan saya.” perempuan itu menjawab “oo seperti itu, kalau begitu biarlah
saya yang membantu anda memberi minum kambing-kambing gembalaan ini?” bundak
itu menjawab “terima kasih dan maaf merepotkan”. Perempuan tersebut memberi
minum kambing-kambing tersebut dengan kasih sayang dan ketulusan, ditempat lain
budak itu melihat perempuan tersebut dengan seksama sepertinya perempuan ini
yang dicari oleh Abraham untuk dijadikan menantunya. Setelah selesai urusan
budak itu mengucapkan terima kasih serta menayakan nama dan alamat lalu
berlalu. Budak itu bergegas pulang untuk menceritakan apa yang dialaminya
kepada Abraham. Akhirnya Abraham menikahkan Ishaq pada Rafida… So sweet banget
kan marina, kita ga perlu mengumbar-umbar kecantikan kita secara berlebihan
pada seorang laki-laki, cukup kita menjadi pribadi yang baik dan selalu
menolong orang lain maka akan datang laki-laki terpilih yang menyudahi
kesendirian kita, dengan cinta dan kebaikan.” Saya menjawab “aamiin…”
Pause
Masuklah saya pada pikiran saya, benar kita tak perlu
mengumbar diri kita pada laki-laki. Jadilah pribadi kita sendiri, tentulah
dengan terus meningkatkan kualitas diri. Tebar manfaat bukan tebar pesona,
ahh.. bukankah hati orang yang beriman itu terikat satu dengan yang lainnya, mungkin
ruh saya dan ruh dirinya telah saling jatuh cinta dalam dimensi yang berbeda
atas ketaatan padaNya serta doa-doa yang tecipta. Teringat cerita, ada seorang
laki-laki bersin didalam kereta lalu dia mengucapkan “alhamdulilah” tiba-tiba ada seorang perempuan menjawab “Yarhamukallaah” Laki-laki itu terpanah,
lalu menayakan nama gadis dan alamat rumahnya dimana. Dan selanjutnya pemuda
itu datang kerumah sang gadis dan melamarnya. Pertemuan yang sederhana tapi
membekas dalam jiwa. Kembali saya tersadar…
Play
Katanya lagi “oya, di
kamu Abraham itu Nabi Ibrahim ya?” dan saya menjawab “ iya benar, Cerita seperti Ishaq pun hampir sama pada Musa saat dia
bertemu istrinya” kata saya. “Cerita
singkatnya, suatu hari nabi musa tak sengaja membunuh seseorang. dia ketakutan
dan tobat pada Allah, akhirnya Nabi Musa hijrah kesuatu daerah. Saat tiba
didaerah tersebut Musa sangat kehausan akhirnya dia tiba disuatu sungai. Saat
dia mau minum ada perempuan yang sedang menunggu kudanya (hehe sayanya
lupa-lupa inget..). Musa menayakan
“Mengapa anda tidak minum?” perempuan itu menjawab “saya tidak bisa minum
karena saya harus menjaga kuda saya”. lalu musa mengatakan “minumlah, saya akan
menjaga kudamu..” lalu perempuan itu minum dan kudanya dijaga musa, setelah
perempuan itu minum, musa memberi kuda itu minum. Kejadian tersebut diceritakan
perempuan tersebut ke Ayahnya dan ia mengatakan “ayah, ambillah dia sebagai
pekerja kita?” Akhirnya Musa bekerja pada Ayah gadis tersebut dan mereka berdua
dinikahkan.”
Teman saya menjawab “kisah
tersebutpun ada di saya, Oya kalau di kalian Solomon namanya apa? Saya
jawab “Sulaiman, kalau Daud dikalian
David ya..” ia jawab “ia, tapi
sebenarnya versi inggrisnya…” lalu ia terdiam “ Rasanya saya ingin tinggal di masa lalu, saat firman Allah itu
benar-benar datang dan jelas… seperti Musa yang benar-benar mendengar suara
Allah dan juga Sulaiman. Kadang saat melakukan pergumulan saya sulit menemukan
kebenaran harus benar-benar menemukan dalam hati yang paling dalam..”
Pause
Saya pun terdiam meresapi kata-katanya, lau saya teringat
suatu ayat dalam Al Quran. Dan
orang-orang yang tidak mengetahui berkata. “ Mengapa Allah tidak berbicara
dengan kita atau datang tanda-tanda (kekuasaanNya kepada kita?” Demikian pula
orang-orang yang sebelum mereka telah berkata seperti ucapan mereka itu. Hati
mereka serupa, Sesungguhnya telah kami jelaskan tanda-tanda (kekuasaan kami)
kepada orang-orang yakin. ( Al Baqarah : 118). Ahhh, saya bersyukur tak
lagi merasakan itu saat saya benar-benar yakin bahwa Islam adalah agama yang
benar dan Umatnya adalah yang terpilih.
Play
Lalu saya tersenyum dan menjawab “ Allah memiliki takdir terbaik untuk hambaNya, dan saya terlahir pada
saat ini adalah yang terbaik. Bahkan Rasul saya Muhammad mengatakan dalam
hadistnya bahwa “ umatnya yang mencintainya, mengikutinya padahal tak pernah bertemu
dengannya adalah saudaranya”. Kita hanya dapat beribadah yang terbaik dan
menjadikan diri kita bermanfaat bagi
orang lain. Serta jangan pernah menyekutukanNya.”. ia menjawab “benar katamu, ahhh sekarang banyak yang
menyekutukan Allah dan banyak yang mencari berhala… waktu itu saya pernah
diundang suatu pertemuan membahas tentang berhala.. katanya berhala sekarang
itu macam2 salah satunya saat kita mendewakan harta.” Saya tersenyum dan
dalam hati mengatakan “patung yesus yang
selama ini kamu sembah itu apa??, aahhhh tak tega kalau kata itu meluncur dari
mulutku takut ada luka yang tercipta”.
Saya tutup saja percakapan kami. Entahlah, saya menemukan beberapa kecocokan dalam diri kami, saat kami berbicara tentang kehidupan.. Dari segi hidup sehat yang kami senangi, kepedulian dan kecintaan kami pada dunia anak-anak dan alam, serta cerita kami tentang Indonesia. Tapi hubungan kami hanya sebatas Mua’malah, karena pada dasarnya kita harus miliki hubungan yang baik pada setiap Manusia, hal itupun dicontohkan Rasulullah. Kadang ada terbesit sititik dihati “andai dia menjadi seorang Muslim” tapi saya tak punya hak untuk itu, hidayah itu milik Allah dan tak ada paksaan untuk masuk kedalam Islam. Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat…. ( QS Al Baqarah : 156 ). Itupun buat saya tersadar dan kami memilih jalan kami masing-masing serta dengan ketaat kami sendiri. Untukmu agamamu, dan untukku agamaku ( QS Al Kafirun : 6 ).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar