Senin, 04 Maret 2013

Pilihan

Percakapan dengan seorang teman berbeda agama beberapa hari yang lalu  menggelitik hati saya. Kami yang sama-sama menganut agama samawi, agama yang bersumber dari Allah. Saya seorang muslim, dia seorang nasrani.


Percakapan dimulai dengan pertanyaan dia padaku, “marina, dalam islam ada ga nabi Ishaq?” kujawab “iya ada, kenapa?” lalu ia bertanya lagi “ tau istri Ishaq?” jawab saya “ga tau.. mang knapa?” lalu dia mulai bercerita “ aku sedang baca buku, salah satu ceritanya tentang istri Ishaq ini, namanya Rafida (punten, saya lupa-lupa inget namanya cz perbicangan ini beberapa hari yang lalu). Jadi ceritanya Ishaq ini sedang dicarikan seorang istri oleh Ayahnya Abraham.. ayahnya mengutuslah seorang budak untuk mencari istri yang tepat bagi Ishaq sesuai dengan kreteria yang telah ditentukan Abraham. Lalu budak itu mulai mencari pasangan yang tepat untuk Ishaq. Pada suatu hari Budak itu sedang mengembala kambing ditepi sungai, budak itu dalam kondisi kelelahan. Ditepi sungai ada seorang perempuan yang melihat kondisi budak tersebut. Lalu perempuan itu mendekat, ia pun berkata “ sepertinya Anda sedang kelelahan, sedang bermaksud apa anda kesini?” budak itu menjawab “sebelumnya terima kasih, saya sedang berniat memberi minum kambing gembalaan saya.” perempuan itu menjawab “oo seperti itu, kalau begitu biarlah saya yang membantu anda memberi minum kambing-kambing gembalaan ini?” bundak itu menjawab “terima kasih dan maaf merepotkan”. Perempuan tersebut memberi minum kambing-kambing tersebut dengan kasih sayang dan ketulusan, ditempat lain budak itu melihat perempuan tersebut dengan seksama sepertinya perempuan ini yang dicari oleh Abraham untuk dijadikan menantunya. Setelah selesai urusan budak itu mengucapkan terima kasih serta menayakan nama dan alamat lalu berlalu. Budak itu bergegas pulang untuk menceritakan apa yang dialaminya kepada Abraham. Akhirnya Abraham menikahkan Ishaq pada Rafida… So sweet banget kan marina, kita ga perlu mengumbar-umbar kecantikan kita secara berlebihan pada seorang laki-laki, cukup kita menjadi pribadi yang baik dan selalu menolong orang lain maka akan datang laki-laki terpilih yang menyudahi kesendirian kita, dengan cinta dan kebaikan.” Saya menjawab “aamiin…”

Pause

Masuklah saya pada pikiran saya, benar kita tak perlu mengumbar diri kita pada laki-laki. Jadilah pribadi kita sendiri, tentulah dengan terus meningkatkan kualitas diri. Tebar manfaat bukan tebar pesona, ahh.. bukankah hati orang yang beriman itu terikat satu dengan yang lainnya, mungkin ruh saya dan ruh dirinya telah saling jatuh cinta dalam dimensi yang berbeda atas ketaatan padaNya serta doa-doa yang tecipta. Teringat cerita, ada seorang laki-laki bersin didalam kereta lalu dia mengucapkan “alhamdulilah” tiba-tiba ada seorang perempuan menjawab “Yarhamukallaah” Laki-laki itu terpanah, lalu menayakan nama gadis dan alamat rumahnya dimana. Dan selanjutnya pemuda itu datang kerumah sang gadis dan melamarnya. Pertemuan yang sederhana tapi membekas dalam jiwa. Kembali saya tersadar…

Play

Katanya lagi “oya, di kamu Abraham itu Nabi Ibrahim ya?” dan saya menjawab “ iya benar, Cerita seperti Ishaq pun hampir sama pada Musa saat dia bertemu istrinya” kata saya. “Cerita singkatnya, suatu hari nabi musa tak sengaja membunuh seseorang. dia ketakutan dan tobat pada Allah, akhirnya Nabi Musa hijrah kesuatu daerah. Saat tiba didaerah tersebut Musa sangat kehausan akhirnya dia tiba disuatu sungai. Saat dia mau minum ada perempuan yang sedang menunggu kudanya (hehe sayanya lupa-lupa inget..). Musa menayakan “Mengapa anda tidak minum?” perempuan itu menjawab “saya tidak bisa minum karena saya harus menjaga kuda saya”. lalu musa mengatakan “minumlah, saya akan menjaga kudamu..” lalu perempuan itu minum dan kudanya dijaga musa, setelah perempuan itu minum, musa memberi kuda itu minum. Kejadian tersebut diceritakan perempuan tersebut ke Ayahnya dan ia mengatakan “ayah, ambillah dia sebagai pekerja kita?” Akhirnya Musa bekerja pada Ayah gadis tersebut dan mereka berdua dinikahkan.”

Teman saya menjawab “kisah tersebutpun ada di saya, Oya kalau di kalian Solomon namanya apa? Saya jawab “Sulaiman, kalau Daud dikalian David ya..” ia jawab “ia, tapi sebenarnya versi inggrisnya…” lalu ia terdiam “ Rasanya saya ingin tinggal di masa lalu, saat firman Allah itu benar-benar datang dan jelas… seperti Musa yang benar-benar mendengar suara Allah dan juga Sulaiman. Kadang saat melakukan pergumulan saya sulit menemukan kebenaran harus benar-benar menemukan dalam hati yang paling dalam..”

Pause

Saya pun terdiam meresapi kata-katanya, lau saya teringat suatu ayat dalam Al Quran. Dan orang-orang yang tidak mengetahui berkata. “ Mengapa Allah tidak berbicara dengan kita atau datang tanda-tanda (kekuasaanNya kepada kita?” Demikian pula orang-orang yang sebelum mereka telah berkata seperti ucapan mereka itu. Hati mereka serupa, Sesungguhnya telah kami jelaskan tanda-tanda (kekuasaan kami) kepada orang-orang yakin. ( Al Baqarah : 118). Ahhh, saya bersyukur tak lagi merasakan itu saat saya benar-benar yakin bahwa Islam adalah agama yang benar dan Umatnya adalah yang terpilih.

Play

Lalu saya tersenyum dan menjawab “ Allah memiliki takdir terbaik untuk hambaNya, dan saya terlahir pada saat ini adalah yang terbaik. Bahkan Rasul saya Muhammad mengatakan dalam hadistnya bahwa “ umatnya yang mencintainya, mengikutinya padahal tak pernah bertemu dengannya adalah saudaranya”. Kita hanya dapat beribadah yang terbaik dan menjadikan diri kita  bermanfaat bagi orang lain. Serta jangan pernah menyekutukanNya.”. ia menjawab “benar katamu, ahhh sekarang banyak yang menyekutukan Allah dan banyak yang mencari berhala… waktu itu saya pernah diundang suatu pertemuan membahas tentang berhala.. katanya berhala sekarang itu macam2 salah satunya saat kita mendewakan harta.” Saya tersenyum dan dalam hati mengatakan “patung yesus yang selama ini kamu sembah itu apa??, aahhhh tak tega kalau kata itu meluncur dari mulutku takut ada luka yang tercipta”.

Saya tutup saja percakapan kami. Entahlah, saya menemukan beberapa kecocokan dalam diri kami, saat kami berbicara tentang kehidupan.. Dari segi hidup sehat yang kami senangi, kepedulian dan kecintaan kami pada dunia anak-anak dan alam, serta cerita kami tentang Indonesia. Tapi hubungan kami hanya sebatas Mua’malah, karena pada dasarnya kita harus miliki hubungan yang baik pada setiap Manusia, hal itupun dicontohkan Rasulullah. Kadang ada terbesit sititik dihati “andai dia menjadi seorang Muslim” tapi saya tak punya hak untuk itu, hidayah itu milik Allah dan tak ada paksaan untuk masuk kedalam Islam. Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat…. ( QS Al Baqarah : 156 ). Itupun buat saya tersadar dan kami memilih jalan kami masing-masing serta dengan ketaat kami sendiri. Untukmu agamamu, dan untukku agamaku ( QS Al Kafirun : 6 ).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar