Bismillah, menikmati kembali suasana mengetik di keyboard komputer, merasakan suasana warnet yang ku rasa cukup menyiksa karena ada beberapa orang yang tak paham kesehatan yang dengan asiknya menyembur asap rokok yang menyesakkan paru-paru serta beberapa celotehan anak sd yang menjadi penghangat suasana.
Sebenarnya tak berminat ngenet di warnet, cz suasana asap rokok yang ku benci dan harus bayar. karena butuh tuh video dan idm si lepi lg bermasalah beginilah jadinya..
Entahlah, kembali ku karamkan mimpi-mimpiku. aku tak mengerti,,, aku tak paham... tentang diri ini yang terus menunda kelulusan.. kalau kata ustad Rahmat Abdullah "kita harus memiliki azzam yang kuat". dan aku sibuk dengan mimpi-mimpiku yang berkeliaran dalam pikiranku, aku berloncat-loncat pada tangga yang lain dan ku lalaikan satu tugas yang harus kuselesaikan sekarang. terasa sulit membuat diri ini fokus. Allah bantu hamba... genggam hamba... kadang ada rona putus asa menerpa tapi kembali ku tersadar bahwa apapun yang terjadi aku harus siap.. aku harus mampu melaluinya.
Kadang kita berusaha menghindar tapi mau menghindar sejauh apapun kondisi itu akan terus datang bahkan hantamannya lebih menyakitkan. ahhh... harus bangkit.. harus bangkit..
Rumah Cahaya,,, ehmmm....
Sabtu, 30 Maret 2013
Selasa, 26 Maret 2013
Barangsiapa dikehendaki Allah akan mendapat hidayah (petunjuk), Dia akan membukakan dadanya untuk (menerima) Islam. Dan barangsiapa dikehendakiNya menjadi sesat, seakan-akan dia (sedang) mendaki ke langit. Demikian Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman. Dan inilah jalan Tuhanmu yang lurus. Kami telah menjelaskan ayat-ayat (Kami) kepada orang-orang yang menerima peringatan.
(QS Al-An'am 125-126)
Sakit Perut
Resiko makan sembarangan adalah sakit perut yang istilah
bekennya diare atau mencret-mencret.
Kondisi yang saya alami beberapa hari ini. Wuaahhh, bermula dari hari minggu
kemarin saya makan makaroni pedes cz kangen banget sama makan snack ringan
tersebut yang sering kami bilang snack beracun cz banyak mengandung MSG. Dah
lama banget ga makan gituan, aahhh kali-kali bolehlah asal jangan lupa baca
bismillah supaya efeknya ga parah-parah amat. Akhirnya saya beli tuh snack,
suapan pertama nikmat sampai seuah-seuahan
cz pedes banget dan gurihnya itu loh. Berhubung saya maniak pedes habislah tuh
makaroni, beberapa jam kemudian terjadi kontraksi hebat pada perut saya dan ya
seperti itulah bolak-balik kamar mandi. Supaya ga dehidrasi saya banyak minum
air putih dan tetap makan. Tentunya makanan yang sehatlah.
Alhamdulilah, setelah minggu itu senin.. jadilah saya puasa
sunah,,, cz selain ibadah puasa juga bermanfaat bagi kesehatan. Saya jadi ingat
saat kucing saya sakit, si Abu tercinta diapun melakukan puasa. Kalau saya
bahas dengan ilmu saya yang pas-pasan.. dengan puasa lambung kita beristirahat
dan ada waktu memperbaiki diri. Alhamdulilah saya kembali sehat dan ga
bolak-balik kamar mandi.
Hari selasa, saya makan normal-normal aza kok.. Paginya
sempet donor darah, cemas ditolak tuh awalnya cz 2 hari kmaren saya makan mie
dan sempet diare jg.. Entahlah, saya slalu berfikir apa yang saya makan
berpengaruh pada tubuh saya. Alhamdulilah diterima.. siang makan ayam bakar
taliwang (enak bangettt…), pas lagi ngider-ngider
cari kontrakan buat temen2 adek, saya kehausan, ngelihat ada es cincau tertarik
deh walau rada ragu dikit.. belilah nyes
seger masuk ke kerongkongan. Malamnya Masya
Allah perut saya kayak diperintil-printil bolak balik kamar mandi 3 kali,
dan pagi ini dah 2 kali.. saat tulisan ini saya ketik.. perutnya masih sakit..
Allah, maafin hamba cz nakal makan sembarangan.
Pada kenyataannya, makanan yang masuk ketubuh kita sangat
berpengaruh pada kesehatan tubuh jangan asal-asal saja (lagi nampar2 diri nih…). Buat pertanyaan untuk diri, saat saya
makan ini bagus ga ketubuh saya? sehatkah? Halalkah? Bersihkah? Enakkah? Enak
mah relatiflah ya… Ada masa-masanya saya
sangat bandel, rasanya semua mau dicoba, yang penting halal. Ada kalanya saya
kembali insaf kalau makan yang aneh-aneh, Kenapa? Haruslah bersyukur atas
nikmat tubuh yang Allah berikan dan tubuh saya bukan untuk diri saya sendiri,
ditubuh saya ini terdapat rahim yang akan menjadi tempat tumbuh generasi
peradaban. Kalau saya banyak makan aneh-aneh, ga benerlah…
Alhamdulilah, Allah memberi sensor tubuh yang sensitif pada
diri saya,,, jadi remnya ga blong… hehe,,,, Makanan itu bisa jadi sumber
kesehatan bagi tubuh kita dan sumber penyakit juga. So pilihlah makanan yang
baik… Sebenernya lagi ingetin diri
sendiri sih.. Terutama para ibu dan calon ibu, Berilah masakan yang terbaik
untuk orang-orang yang kita cintai,,, pastikan makanan yang kita sajikan itu
Halal, sehat, bersih, baik dan dibuat penuh cinta…. ^_^
Senin, 25 Maret 2013
Kamis, 21 Maret 2013
Ujian Cinta
“Allah itu membelai
kita dengan caraNya yang indah, adakala dengan nikmat agar kita bersyukur dan
ujian agar kita bersabar”. Tentang ujian yang sedang meyapa pria yang ku
cintai, yang selalu semangatkanku di balik senyumnya yang kaku. Walau tak
pernah ia berkeluh kesah atas gundah gelisah tapi ku pahami hatinya sedang
terluka. Pria yang selalu ku kagumi atas tanggung jawabnya, kerja keras,
kekonsistennya, profesionalnya, keberaniaannya dan ku rasakan betapa keras
hidupnya demi kami buah hati yang ia cintai walau jarang kudengar kata itu
terucap dari bibirnya.
Ayah, ku menemukan sosoknya dibalik hatiku. Ayah sangat
mencintai kami, walau ku ketahui bahwa cinta keduanya adalah pekerjaannya.
Sangat ku tahu, bagaimana beliau meniti karier hingga sekarang.
Perjuangan hidup ayah sangat keras, orang tua ayah memang
tergolong dari keluarga berada. Tapi itu hanya berada ditahun awal
kehidupannya, ujian hiduppun menerpa saat usianya menginjak 11 tahun, ia resmi
menjadi yatim piatu. Sejak saat itu hidupnya harus terpisah dari 3 orang
adiknya. Ayah harus menuntut ilmu di pesantren di yogya sampai tamat smp.
Berlanjut sma ke bogor selama 1 tahun dan tahun berikutnya melanjut sma ke sman
1 Depok. Kuliah adalah cita-cita ayah, saat dia lulus pmdk IPB, tapi tak ayah
ambil, ayah lebih memilih mengambil kelulusannya di STP. Ikatan dinas dan
fikirnya bisa membantu biaya sekolah adik-adiknya. Ayah malulah aku dengan
kelalaianku, jauhnya semangatku dari perjuangan hidupmu.
Kalau ada yang bilang PNS itu makan gaji buta itu tak
berlaku untuk Ayah. Ku tau bagaimana ritme ia bekerja, bagaimana ia
mempertahankan hak-hak para nelayan, bagaimana ayah mengambil waktu liburnya
untuk kepantai, hanya untuk mendengar aspirasi dari mereka. Bahkan puluhan
tahun ayah bekerja jatah cuti pertahun hanya ayah ambil kurang dari 5 jari
kanan yang kumiliki.
Ayah sedang diuji, ya kembali ke posisi bawah menyakitkan
apalagi kita pernah ada di puncak . Ayuk yakin ayah bisa kuat, semua itu butuh
proses.. Ayuk yakin ayah bisa kembali bangkit.. ayuk yakin.. ayuk yakin…
Semua itu rejeki dari Allah.. Allah ingin ayah lebih dekat
lagi Allah…. Ini adalah ujian cinta dari Allah untuk keluarga kita Ayah, Allah
ingin keluarga itu lebih beraroma surga, Allah ingin memilih teman terbaik
untuk Ayah. Ayah adalah kebanggaan ayuk.. selalu… selalu…. Untuk selamanya…
Ayah yang selalu mendukung impian kami,, ayah yang selalu
suport harapan kami… betapa ku mencintai Ayah selalu…
Suatu kali sms dari ayah “
anak2 ayah&mama ikak bertige adalah harta kami yang tak bisa dibandingkan
dengan apapun juga oleh karena itu kami dengan segala upaya agar ika dapat
survive dalam menghadapi dunia akherat maka manfaatkan waktu dengan baik kejar
dream agar terwujud. Kami akan selalu jadi fasilitator selagi kami bisa”.
Senin, 18 Maret 2013
Waktu
Adakah waktu yang terhenti, adakah waktu itu melambat,
adakah waktu itu berputar dari masa depan menuju masa lalu, adakah waktu itu
terulang beberapa kali sehingga manusia bisa memperbaiki episode kehidupan yang
menurutnya berantakan. Adakah kehidupan yang terbalik, manusia terlahir sangat
tua, tubuhnya sudah bungkuk, kulit keriput, mata yang tak awas, gigi yang
ompong, rambut yang memutih, lambat laun berubah menjadi lebih muda, muda,
remaja, dan kembali seperti bayi. Adakah aku yang sedang berkhayal? Khayalan
gila, yang menusuk logika. Pada kenyataannya waktu terus berputar dari detik
menuju menit menuju jam menuju hari menuju minggu menuju bulan menuju tahun dan
berlalu.
Tentang perputaran waktuku dan aku masih dalam zona
keengganan dan ketakutan dalam melangkah, adakah aku akan tergilas waktu.
Allah, rencanaMu lebih indah dari rencana manusia. Ku amati tumpukan buku di
meja kamarku, ku amati hatiku dalam-dalam, ayo melangkah, apa yang kau takutan?
Bagai sekat yang menahan, apakah ini ulah kemalasan?? Ku leburkan diri pada
airmata kebimbangan. STOP diam,aku ini menyelusuri aliran darahku dan kurasakan
ratusan cc darah terpompa dijantungku.
Tak Berjudul !
Ku bisikan pada jiwaku, bisa kah kau kehilangannya?
Tiba-tiba, air mataku siap mengalir tapi terbendung oleh
logika diri tentang hadirnya, atas apa ia tercipta dan siapa pemiliknya.
Berhamburan aku dalam bayang, akan mereka yang kucintai,
yang hidupnya bermula atas tersambung pada aliran darahku. 9 bulan 10 hari
membersamai tubuhku dalam dekapan yang maha kokoh bersemayam dalam 1 sifat
Allah yang tersimpan dalam tubuhku, Rahim.
Aku hanyut dalam kebersamaan yang sebenarnya belum kurasa,
aku hanyut pada perjuanganku nanti saat mungkin syahid akan menjadi jalan
takdirku, aku hanyut saat mendengar tangis pertamanya, saat air mataku tumpah
melihat wajah, kelengkapan fisiknya kukecup lembut keningnya dan ku katakan “Alhamdulilah, terima kasih Maha Cinta atas
kehadirannya ke dunia”. saat ku beri
haknya, nutrisi paling sempurna untuk pertumbuhannya, saat ku bisa membersamai
perkembangnya. Melihat senyum pertamanya, mengamati gerak tubuhnya, kata
pertama keluar dari mulutnya, pertama ia berguling, tengkurap, duduk, berjalan
terbata-bata, bahkan saat ia berlari. Mengikuti apa yang ia lihat, melihat
kecerdasaannya, dan bagaimana ia mengenal Tuhannya. Aku terleburkan dalam
dimensi sebagai madrasah pertamanya.
Cinta, kau bagai segalanya untuk bunda. Tapi ku tak tau
sampai kapan kebersamaan itu terus terukir karena pasti ada tali pemutus yang
akan pisahkan kami dari dunia yang fana. Takut kehilangannya itu pasti apalagi
ia yang dicintai, yang dinanti-nanti.
Mengapa aku berfikir seperti itu? Atas kehilangan yang
dirasakan seorang ukhti. Saudariku itu kehilangan seorang putri. Belum genap
usia sekecil 1 tahun, ternyata Allah milik rencana atas dirinya. Aku tau…itu
pasti sakit, sangat sakit.. Usia yang sedang lucu-lucunya, saat melihat
perkembangnya ditahun pertama sebagai manusia. celotehan lucu, gerak-gerakan
unik, saat memperkenalkan dunia padanya, saat menuntunnya untuk berjalan.
Tak ada yang abadi semuanya fana kecuali Allah. Semua itu
bukan milikku tapi milik Allah, semua hanya berbentuk titipan dan aku akan
dimintai pertanggung jawaban atas titipan itu. termasuk anak-anakku nanti…
Betapa ku terbawa pada kondisi saudari-saudariku di Palestina.
Tentang mereka yang mempersiapkan
anak-anak mereka pada keabadian menuju kesyahidan. Ku rasa hati mereka luka
bernanah, melihat kondisi anaknya tak lagi bernyawa. Tapi janji Allah sebagai
penyembuh luka, pengobat nestapa dan yakin Surga Allah sebagai jaminannya.
Bagaimana anak-anakku nanti dan bisakah aku bernazar seperti
istri Imron lakukan atas anak dalam kandungannya yang terlahir bernama Mariyam.
Ia berkata… “ Ya Tuhanku, sesungguhnya
aku bernazar kepadaMu, apa (janin) yang dalam kandunganku (kelak) menjadi hamba
yang mengabdi (kepadaMu), maka terimalah (nazar itu) dariku. Sungguh, engkaulah
yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” (QS Ali Imran:35). Mendidiknya menjadi insan-insan peradaban,
aku yang seperti ini. Allah berikan petunjukmu…
Ku tutup mataku… hitam gelap dan ku coba rasakan harmoni detak jantungku, aku bernyawa.
Jatuh Cinta
Apakah aku sedang jatuh cinta?
Sapaku pada hati
Yang sedari tadi gerimis
Menemani hari-hari
: ia jawab TIDAK
Jadi apa?
:ia jawab aku sedang patah hati
Mengapa?
Karena aku tak bisa kelola rasaku
Hingga setan mampu menusuk-nusuk nalarku
Dan kini ia tertawa dan berlalu
Menghempasku dalam nokhtah kehampaan
Lalu?
Aku mencoba bangkit
Dari gemerlap cinta palsu
Yang ku ukir sederhana
Pada sosok yang fana
Ku hapus bayangnya
Ia hilang
Tapi?
Memang tak mudah
Hanya saja
Sang Maha Cinta
Tlah genggam tanganku
Dan menyapa
“akanKu ganti dengan yang lebih baik?”
JanjiNya padaku
Jatinangor, 2013
Langganan:
Postingan (Atom)