Adakalanya didalam hati ada gemericik riak, ada apa ini? kok begitu sih? dia marah ga ya? jangan-jangan? banyak pikiran-pikiran negatif menjadi sebuah lintasan tajam yang mengerogoti nalar kepercayaan. Cape, lelah itu yang tercipta, sibuk dengan fikiran sendiri tapi pada kenyataannya tidaklah seperti itu. Wahai hati tenanglah, bahwa semua akan baik-baik saja... Bukankah Allah sesuai prasangka hambaNya, Anaa 'inda zhanni 'abdi bih, wa Ana ma'aka idza da'awtani, dan Allah akan membersamai orang yang memohon padaNya.
Atas semua prasangka buruk yang ada alihkan pada prasangka yang baik, hal tersebut akan mengarahkan diri ini pada energi yang lebih positif. Rasulullah pun tak suka bila umatnya berprasangka buruk pada saudaranya dan Beliau pun mencontohkannya Abu Hurairah RA meriwayatkan bahwa suatu ketika Rasulullah mengutus
Umar untuk menarik zakat, tetapi Ibnu Jamil, Khalid bin Walid, dan Abbas
paman Rasulullah tidak menyerahkan (zakat).
Sehingga beliau
bersabda, "Tidak ada sesuatu yang membuat Ibnu Jamil enggan untuk
menyerahkan zakat, kecuali karena dia fakir, kemudian Allah
menjadikannya kaya."
"Adapun Khalid, sesungguhnya kalian telah berbuat zalim terhadapnya
(karena) ia menginfakkan baju besi dan peralatan perangnya di jalan
Allah. Adapun Abbas, aku telah mengambil zakatnya dua tahun yang lalu."
(HR Bukhari dan Muslim).
Dalam hadist yang lain Rasulullah pun mengatakan "Jauhilah prasangka karena sesungguhnya prasangka itu pembicaraan yang
paling dusta. Janganlah kalian menyadap (pembicaraan kaum), memata-matai
mereka, berlomba-lomba (dalam hal yang tidak baik), saling mendengki,
saling membenci, dan saling membelakangi. Jadilah kalian hamba-hamba
Allah yang bersaudara." (HR Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah).
MasyaAllah, jadilah hati ini selalu bersih dengan berbaik sangka pada orang lain, kondisi, dan takdir yang telah Allah tetapkan. Masa depan cerah itu tercipta karena kita berhuz'nuzon pada pada segala yang ada. Seperti energi saja, energi positif akan menarik dan memancarkan energi positif begitupun sebaliknya energi negatif akan menarik dan memancarkan energi negatif pula. Jadilah insan yang selalu berbaik sangka pada MahlukNya dan yang paling utama kepada Allah swt...
Berbaik sangka itu tak hanya mengantarkan keberkahan didunia tapi juga keberkahan di akherat kelak, Rasul menyebut orang yang husnuzhan sebagai pemegang kunci surga. Dalam
sebuah taklim di hadapan para sahabatnya, Rasul mengatakan bahwa
sebentar lagi akan masuk seorang yang kelak akan memegang kunci surga.
Semua sahabat terpana. Sampai seorang Umar bin Khattab 'iri' dengan
penyematan istilah tersebut. Tidak lama kemudian masuklah orang yang
dimaksud.
Orang ini penampilannya biasa-biasa saja. Tidak ada
ciri khusus. Karena penasaran, Umar meminta izin untuk menginap di rumah
orang tersebut. Tiga hari Umar RA menginap di rumah orang ini. Namun,
dia tidak menemukan amalan khusus orang tersebut.
Ketika Umar
bertanya, apa rahasianya. Orang itu menjawab, "Ibadah dan amalanku
sebenarnya biasa saja, wahai Umar. Hanya selama hidupku, aku diajari
oleh ibuku untuk tidak punya perasaan buruk sangka terhadap apa pun dan
siapa pun. Barangkali itulah amalan yang dimaksud Rasulullah SAW."
"Ya Rabb,,, jauhkan prasangka buruk dari hatiku dan luaskan hati ini agar dapat menampung cinta dan berjuta2 baik sangka atas semua takdir yang tlah Kau gariskan,..." .. Ini adalah proses memperbaiki diri agar Allah lebih mencintaiku... :')
Tidak ada komentar:
Posting Komentar