Oleh : Syeikh hasan Al Banna
Dan sungguh kalau kamu gugur di jalan Allah atau meninggal, tentulah
ampunan Allah dan rahmatNya lebih baik dari harta rampasan yang mereka
kumpulkan. Dan sungguh jika kamu meninggal atau gugur, tentulah kepada
Allah saja kamu dikumpulkan (QS Ali Imran 157-158)
Kematian adalah seni, terkadang seni yang indah dapat dirasakan
meskipun pahit. Bisa jadi ia adalah seni terindah apabila dikreasi oleh
tangan tangan yang mahir. Al Quran telah memaparkannya bagi orang orang
mukmin dengan pemaparan yang mulia membuat mereka rindu untuk
menggapainya, lebih mencintainya dibandingkan orang yang mencintai
kehidupan. Setiap orang berbeda memperlakukan apa yang dirindukannya.
Kaum muslimin saat ini, tidak akan menjadi lebih baik dari kondisi
sekarang kecuali jika mereka kembali kepada Al Quran tentang masalah
kematian, menghadapinya sebagai sebuah seni, bahkan sebagai suatu seni
yang sangat indah.
Al Quran memaparkan tentang kematian kepada kaum mukminin sebagai
akhir kehidupan yang pendek lagi fana dan melelahkan ini. Kematian
menyambut kehidupan yang tenang penuh kebahagiaan,kesejahteraan dan
kenikmatan. Didalamnya terdapat apa yang tidak pernah dilihat mata,
tidak pernah didengar telinga dan tidak pernah terlintas dalam benak
manusia berupa kenikmatan dan kemuliaan. Semua itu disediakan bagi orang
yang mengetahui bagaimana berbuat baik dengan ilmunya dalam kehidupan,
juga bagi orang yang berbuat baik dalam memilih metode kematian.
Al Quran lalu memaparkan bahwa kematian adalah takdir yang telah
ditentukan, lari dan hati hati tidak akan menyelamatkan darinya. Tak
seorangpun yang akan dapat lari. Setiap orang akan mati menurut
ketentuan Allah yang telah Dia takdirkan. Tetapi mereka semua berbeda
cara kematiannya.
Orang orang mukmin generasi pertama telah memahami hakikat seni ini.
Mereka mencintai kematian, karena itu mereka dianugrahi kehidupan. Hal
ini tercermin dalam ungkapan abadi Abu Bakar Ra, “ Wahai Khalid,
bersungguh sungguhlah mencari kematian, niscaya engkau dianugrahi
kehidupan.”
Hal ini juga tercermin dalam ungkapan Ali bin Abi Thalib Ra,”Demi
Allah, sungguh putra Abu Thalib lebih mencintai kematian dibandingkan
bayi yang mencintai susu ibunya.”
Wahai kamum muslimin ! saat ini kalian berada di gerbang tahun baru.
Sekiranya anda sambut jiwa jiwa yang berada di antara rusuk anda saat
ini, mencintai dunia dan takut mati, lari dari medan jihad, maka anda
tidak akan sampai kepada apapun jua.
Sekiranya kalian mengubah jiwa kalian, mengganti sifat pengecut
dan lemah yang bercokol di hati kalian, lalu berubah menjadi cinta
kematian di jalan kebenaran, menggunakan seni dalam sarana dan metode
kematian, maka anda tidak diragukan dapat sampai dengan izin Allah SWT
pada kemenangan dunia dan abadi di akherat.
Sumber : http://www.eramuslim.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar