Bagaimana perasaanmu saat melihat anak-anak dipinggiran
jalan membawa mangkok kecil atau bungkus plastik bekas permen? sambil
menegadahkan tangan meminta sedikit uang. Sedihkah atau ada perasaan jijik yang
tercipta karena tampang kumal yang mereka tampilkan dan ada lelehan ingus
dihidungnya. Jawablah dengan hatimu… mungkin kau akan mengusirnya atau
memberikan uang agar mereka segera pergi atau sembari memberikan uang kau
doakan dia dalam hatimu agar nanti dia tumbuh menjadi anak yang soleh, sehat,
cerdas, dan bisa keluar dari jalanan
panas.
Tak pernah mereka ingin memilih tinggal dijalanan
bertemankan deru kendaraan dan asapnya, hinggar minggar kata-kata yang tak
pantas didengar atau gaya hidup yang semerautan. Mungkin mereka tak tau pada
rahim siapa mereka dititipkan, karakter keluarga seperti apa yang akan mendidik
mereka, bahkan mereka pun tak tau apa alasan mereka menjadi anak-anak terbuang.
Perih, apalagi melihat diri ini yang belum menjadi suatu solusi. Anak-anak yang
harusnya miliki impian dan harapan hanya dapat ber-angan makan pada
kolong-kolong jembatan.
Kadang fikiran nakal itu bermain, mereka ada dijalan ya
sudah, itu adalah hidup yang harus mereka jalani. Tawa yang mereka rasakan,
tangisan sedih karena pukulan atau kelaparan, kosongnya diri akan impian, bahkan
perlakuan biadab yang melucuti organ dalam mereka satu-satu adalah hal biasa
karena bagian skenario kehidupan. Itu Takdir yang berlaku pada mereka, toh pada
kenyataan Allah telah menitipkan rejeki masing-masing pada hambaNya. Ya, kita
lihat saja dan jadikan pembelajaran, aahhhh tapi tak bisa seperti itu, apakah
kita tak mau tangan kita menjadi salah satu media Allah untuk menaikan derajat
mereka,.. Aku hanya berandai-andai bisa menjadi solusi, mungkin nanti dan aku
dapat hapus air mata mereka… Hal kecil yang bisa kulakukan sekarang hanya bisa
bermain pada zona hati, mendoakan mereka yang tak bisa kusentuh agar Allah hadirkan
hati-hati yang tulus untuk merangkul mereka dengan harapan dan kasih sayang.
Seorang teman pernah bercerita “mereka, miskin impian marina, bahkan bermimpipun mereka takut…”
bayangkan kanak-kanak yang berada di bangku-bangku sekolah bermimpi menjadi
dokter, presiden, polisi atau atribut-atribut wah dunia lainnya. Sedangkan
mereka, Kau tau cita-cita mereka apa? Tukang koran, tukang ojeg dan lebih sedih
lagi impiannya sangat sederhana “mau makan enak”. Bahkan bermimpi untuk sekolahpun mereka takut
walau mereka ditawari untuk sekolah gratis. Kadang ada curiga dihati kecil
mereka, karena banyak orang yang datang hanya janji saja tak pernah
mewujudkannya. Aku rasa itu luka..
Tapi kuyakin Allah telah titipkan banyak cahaya untuk
menerangi mereka dengan cara yang kutahu atau tersembunyi dan hanya jadi
rahasiaNya. Allah pasti telah menciptakan pahlawan-pahlawan untuk mereka
seperti Istri Rasulullah Zainab binti Khuzaimah, ibunya orang-orang miskin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar