Hujan, rintiknya pun ikut berirama dihatiku. Mengalir deras,, terasa deras.. mencoba menahannya agar tak turun ke pelupuk mata. Ahhh, terasa sangat melankolis padahal ini adalah saat yang tepat untuk berdoa, berdoa sebanyak-banyaknya. berdoa seindah-indah bukannya doa yang pasti akan terkabul adalah doa saat hujan. Duh hentakan hati, bergelora ingin mundur, ingin segara kabur dari arena juang ini (rada lebay sih..). menunggu dosen dari pukul stengah 11 tadi dan ampe sekarang beliau belum selesai rapat. ehmmm, tak ada toleran hari ini harus bimbingan mau hasil seperti apapun semoga berjalan baik-baik saja.
Tadi, hubungi mama mencoba untuk cari penenang hati. ternyata dapat kabar yang lebih buat hati dagdigdugder,, ehmmm.. kalau kata ayah "dalam posisi apapun, kita harus terima dan harus total disana.. saat ga disana lagi ya sudah mungkin harus ada tempat lain yang harus dipijaki..". Okeh, akhirnya harapan mama tercapai juga... ga khawatir lagi dengan rumah yang kelamaan ditinggalin, ga khawatir lagi dengan tanaman dirumah yang pada layu, ga khawatir lagi dengan ikan-ikan dirumah yang dah dikasih makan atau belum, ga khawatir lagi dengan kucing dirumah yang katanya kesepian.. Rejeki itu Allah yang atur, itu kata Ayah... Kita ada diposisi apapun bukan karena kita seorang "penjilat" tapi kita punya potensi disana..
Okeh, ga ada kata leha-leha lagi untuk kelulusan ini, jalan masih panjang.. ahhhh, entahlah setelah dapat kabar itu kepikiran pengen cari kerja... ehmmm.... berasa tambah jadi beban aza dirumah, mau kerja apakah? terasa idealismenya ehm.... enaknya.... ehmmm,,, mencoba menata hati... ga ada toleransi.. maret dibelakang nama sudah S,Si... aamiin...
Rebah aku ketanah
tertawan oleh cekatan air mata
berhambur ku raut lencana
berpijar kupetik harapnya
menyatu kupeluk pelita
terjatuh kubangkit karenaNya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar