" Hai ta, lagi ngapain? kok idungnya merah? biz nangis yo....? nape?.." sapa+kepo terhadap seorang teman kosan... jawabnya " biasa teh diem aza, ga nangis kok.. idungnya dipencet-pencet aza jadinya merah deh..." lahhh... kok saya nulis ini padahal ini obrolan saya ma dia yang tidak penting.... (-_-") lanjut yo... " teh...." saya menjawab "nape ta?" terus dengan nada yang agak kesel dia bilang gini... " teh, gw tuh kesel ma temen gw si X... tau ga kalau dia telpon gw tuh obrolannya ga penting+ga guna, ga ada manfaat dan dia hanya cerita ke hedonnya dia aza... awalnya sih naya kabar gw.. berujung dia cerita kalau dia dah dapet gaji gede mau liburan ke luar negeri, mau beli tas Louis vuitton yang asli lah... gw ngerti hidup dia yang super wah,,, tapi bete juga teh,, kalau setiap telpon berjam-jam hanya ngomongan itu-itu aza.. habisin waktu gw aza..." respon saya diem+senyum-senyum saja.... lalu menjawab " udah, kamu ingetin aza dia, sayang juga kalau uang dihabur-haburkan kayak gitu... gini aza kalau kamu ngerasa pas dia telpon dah mau ngomong hal yang ga penting langsung cut aza dan bilang lagi sibuk... dalam artian kamu ga punya waktu buat ngobrol hal yang ga penting kayak gitu.... udah enjoy aza... hehehe" memberikan senyuman kuda :D...
Ehmmm,,, Kok saya merasa tertampar... ahhh entahlah, tiba-tiba saya jadi mikir apakah kata-kata yang keluar dari mulut saya adalah kata-kata yang baik... apakah selama saya telpon orang, ditelpon, ketemu langsung, atau pun via sms, fb, tumblr, dll membicarakan suatu hal yang berguna atau pun banyak yang ga guna or ga penting. saya jadi takut menzolimi orang dengan segala keluhan saya, segala ocehan ga jelas saya... astagfiruallah... ehmmm harus banyak belajar... belajar menjaga lisan, hati dan segalanya... Karena pada dasarnya apa yang kita lakukan akan di minta pertanggung jawabannya... "Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya". (QS Al Isra:36) :')
Tamparan bila hendak membicarakan keburukan orang lain :
"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka,
sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu
mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu
menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada diantara antara kamu
yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa
jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha
Penerima tobat lagi Maha Penyayang." (QS Al Hujurat:12)
Maka selalu berkata yang baik, Dari Abu Hurairah Rasulullah bersabda:
“ Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari kiamat maka hendaklah ia berkata baik atau diam”. (Bukhari dan Muslim).
Menurut Imam Syafi’i apabila seseorang hendak berbicara pikirkanlah
sebelumnya, seandainya sudah jelas kemashlahatannya maka ucapkanlah
namun apabila ragu dengan perkataannya itu jangan disampaikan hingga
jelas kemashlahatannya.
Maka tidak ada kata dusta yang keluar dari lisan, Firman Allah :
” Amat besar kebencian disisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu katakan”. (QS As-saff :3)
Rosulullah bersabda:
Empat perkara apabila ada
pada diri seseorang, maka ia adalah seorang munafik tulen, dan barang
siapa yang ada dalam dirinya salah satunya, maka ia telah memiliki salah
satu sifat kemunafikan sampai ia meningalkannya : Apabila diberi
kepercayaan ia berkhianat, apabila berbicara ia bohong, apabila berjanji
ia melanggarnya, dan apabila berbantahan (bermusuhan ) ia berbuat
fasik. (muttafaqun ‘alaih ).
Maka tidaklah boleh menghina, mencela dan
melaknat seseorang, sebagaimana firman Allah yang artinya: “Hai
orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum memperolok kaum yang lain,
karena boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka yang
mengolok-olok, dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok)
wanita-wanita lain, karena boleh jadi wanita-wanita (yang diolok-olok
itu) lebih baik dari wanita yang mengolok-olok, dan janganlah kamu
mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar
yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah panggilan buruk sesudah iman
dan barang siapa tidak bertaubat maka mereka itulah orang-orang yang
zalim”. (QS Al Hujurat :11).
Maka pilih lah kata yang terbaik. Allah tidak menyukai orang yang
berkata-kata kotor. Sabda Rasulullah :
“ Sesungguhnya Allah
tidak suka kepada orang yang kotor perkataannya menyebabkan orang lain
berkata kotor pula”. (Lihat : Ibnu Hibban 5177, Mawaridu Al-Dzam’an
1566, Ahmad 6514, Kasyfu Al-Khafa 736, Hadits Hasan).
Maka jauhilah pertengkaran dan perdebatan.Dalam suatu riwayat, Nabi pernah mendatangi sahabat beliau yang
sedang berdebat, seraya beliau menegur dan melarang perbuatan itu, lalu
beliau bersabda :
“Barang siapa yang meninggalkan dusta sedang dia dalam keadaan salah, dibangunkan )(oleh Allah) I
untuknya (sebuah rumah) dipinggir surga. Dan barang siapa meninggalkan
perdebatan sedangkan dia dalam keadaan benar, dibangunkan (oleh Allah)
untuknya dipertengahannya dan barangsiapa yang baik akhlaknya
dibangunkan untuknya (rumah) yang paling tinggi”. (H.R Tirmidzi dan berkata: Hadits Hasan).
Semoga jadi ladang perbaikan... Entahlah, dan harus lebih banyak berusaha dan jangan pernah menjadi orang yang merugi... Padahal Allah telah banyak memberikan pesan-pesan cintaNya dari banyak hal termasuk dari apa yang kita dengar, rasa, lihat, dan raba... Maka terus asa hati dan jangan pernah membuatnya mati... Allah jaga dan teguhkanlah imanku serta masukkan hambaMu ini pada golongan yang masuk kedalam surgaMu...
Sebuah syair ....
Aku menulis dan aku yakin saat menulisnya
Tanganku kan lenyap, tapi tulisan tanganku akan abadi
Bila tanganku menulis kebaikan, kan diganjar setimpal
Jika tanganku menuliskan kejelekan, tinggal menunggu balasan
Pengingat ini saya dapat dari http://almanhaj.or.id dan http://www.aldakwah.org